Senin, 30 Maret 2015

Berpetualang dan Bermain Bersama Kodi, Si Kodok Yang Suka Menyanyi

Judul buku : Kodi, Si Kodok yang Suka Menyanyi
Penulis : Arleen A.
Editor : A Mellyora & Yenni Saputri
Desain sampul : @pras_santosa
Desain isi : @pras_santosa
Penata letak isi : Diyantomo
Ilustrator : KeMot
Penerbit : Tiga Ananda (creative imprint of Tiga Serangkai)
Jumlah halaman : 248 halaman; 24 cm
Tanggal terbit : Oktober 2014
ISBN : 978-979-045-772-0
Cara dapat : hadiah kuis dari penulisnya



BLURB
     Kodi adalah seekor kodok yang lucu. Ia tinggal di tepi kolam dengan kedua orang tua dan adiknya, Keni. Kodi suka sekali menyanyi dengan suaranya yang indah.
Di dalam buku ini, kalian akan mengikuti kisah-kisah Kodi, Keni, dan juga teman-teman mereka, seperti Geri Si Belalang, dan Tori Si Kupu-kupu. Ada kisah tentang Kodi yang pergi berkemah di dalam batang pohon, diadakannya olimpiade kolam, saat Kodi kehilangan suaranya, dan banyak lagi kisah lainnya. Ayo, baca buku Kodi ini dan ikuti petualangannya!


RESENSI


Sudah 4 tahun saya berburu buku anak seheboh berburu buku fiksi dan nonfiksi. Tentu saja alasannya karena saya ingin anak-anak saya juga gemar membaca dan tidak jadi dungu. Dan mencari buku anak yang perfect itu gampang-gampang susah.
Unsur yang saya cari dalam sebuah buku cerita bergambar adalah gambar yang imajinatif, kosa kata yang sederhana dan simpel, dan tentu saja pesan moral yang mudah dicerna anak. Dan kesemua hal itu lengkap terdapat dalam buku Kodi, Si Kodok yang Suka Menyanyi ini.

Dari desain sampulnya saja sudah mewakili kriteria saya. Judulnya yang besar-besar dan simpel itu dengan mudah dibaca oleh putra saya yang berusia 4 tahun. Tiga nukilan gambar Kodi di sampulnya telah menunjukkan sifat-sifat Kodi, seperti suka berteman dan percaya diri. Dan gambar Kodi yang menggandeng Keni itulah yang membuat saya berpikir, "Gotcha! Ini sempurna!" Yup! Sifat Kodi yang penyayang terhadap adiknyalah yang saya sukai.
Maklum saja sebagai ibu dengan dua putra, yang jaraknya hanya 3 thn, tentu agak sulit meyakinkan sang kakak bahwa kasih orang tuanya tetap sama seperti dulu. Bahwa si kakak juga harus menyayangi si adik karena si kakak akan jadi role model bagi adiknya. Tentu saja putra pertama saya sayang pada adiknya tapi saya ingin hubungan mereka bisa erat. Huhuuu saya malah curhat… :l

Cerita bergambar ini berisi 10 cerita:

1. Kodi, Si Kodok yang Suka Menyanyi
2. Kodi Kehilangan Suara
3. Kodi dan Peluit
4. Olimpiade Kolam
5. Mahkota yang Hilang
6. Pergi Berkemah
7. Kakak yang Hebat
8. Liburan yang Menyenangkan
9. Todi Datang Berkunjung
10. Kodi Tampil di Atas Panggung

Bagaimana? Sudah ada gambarankah tentang kisah-kisah di dalamnya? :) Dari judul-judulnya pun telah terlihat keseruan petualangan Kodi. Dari kesepuluh cerita itu, kisah yang saya suka adalah… semuanyaaaaa!! XD

Arleen begitu jeli dan cerdik memasukkan pesan-pesan keteladanan dalam cerita-ceritanya. Kisah Kodi pun kisah yang mudah kita temui dalam keseharian anak sehingga anak-anak akan merasa akrab dengan ceritanya. Alurnya menarik dan penyelesaian masalahnya patut dicontoh.

Saya juga menyukai bagian awal dan akhir cerita. Di awal cerita selalu dimulai dengan kalimat tanya yang akan merangsang rasa penasaran anak, seperti:

     Ketika tersesat, Kodi malah menyanyi. Apakah itu bisa membawanya pulang? (Hal 9)

     Suara Kodi tiba-tiba hilang! Bagaimana cara mendapatkan kembali? (Hal 33)

     Kodi sangat menyukai peluit Boci. Namun apakah ia akan menyimpan peluit itu untuk dirinya sendiri? (Hal 56)



Tentu saja anak-anak jadi tidak sabar membaca ceritanya. Jangankan anak-anak, saya saja ikut penasaran :))

Dan cerita akan diakhiri dengan kuis yang menanyakan seputar kisah sebelumnya. Model kuisnya pun bukan hanya sekedar kalimat pertanyaan, tapi dikemas dalam bentuk game menelusuri jejak.
Wow! Brilian menurut saya. Karena anak-anak mana yang tidak suka menelusuri jejak? Hal ini juga akan membantu orang tua untuk mendapati sejauh mana pemahaman anak terhadap cerita.

Sebagai cerita bergambar tentu saja bagian terpenting adalah gambarnya. Menurut saya gambarnya simpel, imajinatif, cantik dan sesuai perspektif anak. Ketika saya melihat gambar pohon dalam buku ini, saya jadi ingat kalau anak saya beberapa waktu lalu sempat menangis karena tidak bisa menggambar pohon. Ia hanya bisa membuat lingkaran di atas batang pohon untuk menggambarkan dedaunan, ia frustasi karena tidak bisa membuat kurva-kurva melengkung seperti di gambar-gambar pepohonan kebanyakan. Saat saya tunjukkan gambar pohon dalam buku ini padanya, ia pun tertawa dan kembali melukis seperti yang ia imajinasikan. Lingkaran-lingkaran di atas batang pohon. Oh, betapa saya bersyukur karena buku ini. Ilustratornya benar-benar memahami anak-anak.

Untuk kosa kata yang dipilih penulis, layak diacungi jempol karena sederhana dan mudah dicerna anak-anak. Nama-nama tokoh juga mudah dibaca,dilafalkan dan diingat anak. Beberapa buku anak menuliskan kata-kata sulit yang kadang membuat anak-anak bertanya apa artinya, tapi saat anak saya membaca buku ini dia sangat paham makna tiap katanya.

Jika ada kekurangan dalam buku ini saya rasa hanya terletak pada interactive game-nya. Menurut saya akan lebih menarik jika permainannya dibuat beragam, tidak hanya menelusuri jejak saja. Mungkin bisa permainan mencari perbedaan atau melengkapi puzzle :)

Buku ini saya rekomendasikan untuk para orang tua yang suka membacakan cerita bagi putra-putrinya, guru TK-Sekolah Dasar karena saya pun menggunakannya untuk alat peraga mengajar membaca dan mendongeng, juga untuk anak-anak yang sedang belajar membaca atau malah telah lancar membaca.

Sedikit tips untuk para orang tua:
Saat membacakan cerita ini untuk balita, coba tunggu jawaban putra-putri anda setelah anda membaca kalimat tanya yang biasa ada di awal kisah. Dengar apa jawaban mereka dan anda pasti akan tersenyum mendengar betapa ajaibnya jawaban-jawaban mereka.

Saya beri 5 bintang untuk buku ini. Terima kasih Mbak Arleen dan timnya yang telah membuat karya yang mengagumkan :)



0 komentar:

Posting Komentar

 

Nurina mengeja kata Published @ 2014 by Ipietoon