Pages

Minggu, 19 April 2015

[Resensi Cinta Sehangat Pagi - Aimee Karenina] Ketika Hangatnya Cinta Dihadang Badai Gelap

Judul buku   : Cinta Sehangat Pagi
Penulis         : Aimee Karenina
Editor           : Donna Widjajanto
Desain sampul : Suprianto
Tata letak isi     : Shinzy & Fajarianto
Penerbit            : Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit     : 2014
Jumlah halaman : 211 halaman
ISBN                  : 978-602-03-0924-8
Available at: bukupedia






BLURB


Mengimamimu adalah mimpi terbesarku.
Bagi Nino, Selma adalah pelabuhan terakhirnya. Dia bahkan bersedia melanggar sumpahnya untuk tidak berpacaran sebelum menikah, ketika bertemu Selma. Sayangnya, walau didesak bagaimanapun, Selma tidak mau buru-buru menikah.


Dia mengajakku menikah sebulan sekali. Aku bahkan sulit percaya kalau dia serius!
Bagi Selma, Nino adalah pria sempurna-blasteran Spanyol, aktivis lingkungan yang cerdas, dan gentleman yang alim. Tapi, yang diinginkan Selma bukanlah pernikahan, melainkan karier yang cemerlang.



AKU BISA MENGORBANKAN SEGALANYA DEMI DIA. AKU TAHU BAGAIMANA CARA MENCINTA.
Saat bermain tarik-ulur dalam hubungan mereka, Nino dan Selma tidak menyadari ada pihak lain yang menyelinap datang dengan obsesi siap menghancurkan tali kasih yang rapuh inu. Akankah Nino dan Selma teguh bersatu, atau malah mengalah pada permainan takdir?



RESENSI

Cinta Sehangat Pagi dibuka dengan acara makan malam antara Selma Zafir dan Nino Fahim Santos. Nino secara to the point mengajak Selma menikah. Selma terperanjat, bukan hanya karena baginya hubungan ini baru berjalan 8 bulan, tapi juga karena ini ajakan menikah yang ke-8 dari Nino! Selma tentu saja ngambek karena baginya Nino tidak romantis, terburu-buru dan sederet alasan lainnya. Selma ingin mengejar karier terlebih dahulu. Dibesarkan dalam keluarga yang membebaskan perempuan mengejar karier setinggi-tingginya, Selma ingin sukses sebagai wanita karier seperti ibu dan tantenya.
Sementara Nino sendiri, yang alim dan berpegang teguh pada agama, merasa pacaran selama 8 bulan sudah sangatlah cukup. Ia sudah menentang prinsipnya sendiri dan mengajak Selma berpacaran dengan segala persyaratan yang aneh. Di saat kegamangan mereka itulah, orang ketiga berdatangan di antara mereka. Ada Titus, yang merupakan teman kerja Dija, adik Selma; Regina, sahabat Nino semasa kuliah; dan Camilla, teman SMP Nino. Salah satu dari mereka telah membuat rencana matang untuk memisahkan Selma dan Nino dan berniat menempuh segala cara untuk mendapatkan sang pujaan hatinya.

Cinta Sehangat Pagi merupakan novel Islami berbalut thriller. Plotnya mengalir dan ketegangannya masuk secara perlahan-lahan. Bertambah dengan porsi yang pas di tiap babnya. Pelaku sengaja disamarkan untuk membuat pembaca menebak-nebak siapa orang ketiga yang sangat mengancam ini.

Nino menjadi tokoh yang memegang peranan nuansa Islami. Nino selain digambarkan sebagai pria blasteran Indonesia-Spanyol yang merupakan aktivis lingkungan dan alim, Nino ini juga hormat sama perempuan dan terutama nggak pernah maksa-maksa Selma untuk menunaikan kewajiban sebagai muslimah. Hayooo susah nggak mencari cowok seperti Nino di dunia nyata? :D
Selma sendiri merupakan perwujudan gadis masa kini; cantik, independen dan mendahulukan karier. Makanya transformasi Selma yang sedikit demi sedikit memenuhi perintah Allah sungguh menarik. Meski Selma ini karakternya kok sedikit mbulet dan ribet. Susah gitu dibujukin nikah. :D

Desain sampul novel ini manis dan hangat banget. Sepasang tangan yang bergandengan itu diblur, mungkin untuk menggambarkan gaya pacaran kedua tokohnya. Tapi menurut saya, fashion yang dipakai tokoh cewek di cover nggak menggambarkan pribadi Selma. Gimana ya, kesannya gadis yang di cover itu lebih sederhana kalau dilihat dari model pakaiannya.

Cinta Sehangat Pagi merupakan novel yang komplit. Roman dengan unsur Islami, thriller, juga isu penyelamatan lingkungan diramu dengan apik. Hanya saja untuk latar rasanya belum masuk ke cerita. Berulang kali saya lupa kalau setting-nya ada di Medan, entah kenapa benak saya malah membayangkan cerita ini terjadi di Jakarta. Lokasi dan kulinernya sedikit kurang tergali dan terdeskripsi.

Tapi nilai plus novel ini adalah:

  1. Isu penyelamatan Paus.
Aimee menyoroti perburuan paus yang terjadi di perairan dunia. Sungguh mengagumkan kalau benar-benar ada orang Indonesia yang menjadi aktivis melawan tradisi perburuan paus di Kepulauan Faroe. Karena sungguh, membunuh paus-paus itu adalah perbuatan keji dan biadab :'(
Makanya saya senaaaang sekali karena penulis mengangkat tema itu.

2.  Yang kedua tentang Pseudocysis.

Pseudocysis atau kehamilan palsu adalah kondisi yang terjadi dimana seorang wanita merasa hamil padahal secara medis tidak hamil sama sekali. Juga tentang penyakit kegilaan yang mungkin saja bisa terjadi pada orang-orang di sekitar kita.
Tambahan pengetahuan buat pembaca, nih :)


TEBAR-TEBAR QUOTE


"Kalau bicara tentang kepuasan, manusia nggak akan pernah puas, Sel! Tiap kali maju satu langkah, tujuan malah bergerak menjauh empat langkah. Begitulah kira-kira. Kita sendiri yang harus tahu, kapan saatnya berhenti." (hal. 5)

"Orang sering menyalahkan cinta atau kecocokan. Pada kenyataannya, manusia memang tidak akan pernah cocok satu sama lain dengan sempurna, kok! Pasti ada saja perbedaan di sana-sini yang harus diatasi. Tapi, dengan cinta semua perbedaan itu mudah dijembatani. Namun, saat cinta sudah hilang, perbedaan kecil pun bisa menjadi perang dahsyat." (hal. 8)

"Kalau tahu punya banyak kekurangan, kenapa tidak berusaha memperbaikinya?" (hal. 25)

"Aku memang bukan cermin perempuan yang taat beragama. Aku masih mengabaikan perintah untuk menutup aurat. Tapi, apakah itu berarti kamu lebih baik dibanding aku? Aku jadi sungguh-sungguh ingin tahu, apakah jika seseorang berhijab lantas boleh seenaknya melontarkan perkataan yang bisa menyakiti hati orang lain? Apakah hijab itu lantas menjadikanmu kebal dari segala dosa?" (hal. 52)

"Apakah aku lantas menjadi perempuan bejat karena tidak menutup aurat?" tanya Selma dengan suara tersendat. "Apakah hanya kalian yang berhak mendapatkan kebaikan dalam hidup ini? Dan untuk orang-orang sepertiku yang belum siap berhijab, hanya keburukan yang pantas kudapatkan? Tidak peduli seberapa kerasnya aku ingin menjadi manusia yang baik?" (hal. 60)

Untuk setiap sesuatu yang diambil, harus ada pula sejumlah imbalan. Cukup adil, kan? (hal. 88)

Cinta pada dasarnya adalah soal perasaan terdalam yang hanya dimiliki untuk seseorang yang istimewa. Hubungan seperti itu sama sekali tidak melibatkan kemewahan dan materi. Tidak ada tempat untuk hal-hal seperti itu dalam cinta sejati. (hal. 125)


Saya beri 3 bintang untuk Cinta Sehangat Pagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar