Selasa, 20 Oktober 2015

[Resensi: Mr. (Not Quite) Perfect - Jessica Hart] Menciptakan Tuan Sempurna


Judul buku: Mr. (Not Quite) Perfect
Penulis: Jessica Hart
Alih bahasa: Erika Noor Rachma
Penerbit: Elex Media Komputindo
Tahun terbit: 2015
Tebal buku: 256 halaman
ISBN: 978-602-02-6145-4



BLURB

Apa yang sebenarnya diinginkan seorang wanita?

Allegra Fielding, seorang jurnalis, sedang dalam masalah. Dia menawarkan sebuah kisah kepada bosnya—merubah pria-yang-tidak-terlalu-sempurna menjadi Pangeran Memesona—dan sekarang dia dapat tugas besar! Tapi, di mana dia bisa menemukan pria yang mau dijadikan 'korban' makeover?
Hmm, saatnya memeras teman seatapnya, Max....

Sayangnya, rencana licik Allegra berubah menjadi bumerang ketika Max menolak untuk 'disempurnakan'!
Dia adalah seorang pria yang benar-benar tahu apa yang diinginkannya, dan dia dengan senang hati akan membuktikan pada Allegra bahwa tak ada yang lebih hot daripada pria seperti dirinya.

RESENSI

Bekerja di Glitz, sebuah majalah mode yang gaya dan penuh dengan gosip kalangan atas, membuat Allegra harus pintar-pintar menyusun artikel agar bisa menyenangkan editornya—yang tak mudah terkesan. Maka ketika sebuah ide brilian tersusun dalam pikirannya, Allegra berusaha membuat artikel yang sempurna yang bisa menjadi batu loncatan baginya. Dia ingin karirnya bersinar dan ibunya tak lagi meremehkan pekerjaannya.
Flick, seorang jurnalis kelas tinggi yang terkenal dan sangat tajam dalam mengulas ekonomi dan politik memang selalu menuntut kesempurnaan dari Allegra. Flick ingin Allegra mengikuti jejaknya dan bukan bekerja di majalah omong kosong semacam Glitz. Tapi bagi Allegra, mode dan fashion adalah dunianya.
Allegra berencana membuat artikel tentang membentuk pria sempurna. Maka Allegra mencari seorang pria biasa-biasa saja sebagai korban untuk diajari minum cocktail, memasak, seni kontemporer dan berdansa. Dan pilihannya jatuh pada Max.
Max, kakak laki-laki sahabat Allegra, baru saja putus dari tunangannya. Maka untuk sementara dia tinggal seatap dengan Allegra. Di mata Allegra, Max adalah pria yang cocok sebagai bahan eksperimennya. Max yang insinyur sipil dan berselera buruk dalam hal berpakaian akan menjadi target perombakan Allegra.
Meski Max setuju, dengan iming-iming kencan bersama Darcy, sang model pakaian dalam, tapi ternyata tidak mudah mengubah Max. Apakah misi Allegra berhasil? Apakah Max akan menjadi tuan sempurna bagi Darcy? Atau tuan sempurna bagi Allegra?

-----------

Butuh waktu untuk menyelesaikan novel ini. Beberapa kali saya berhenti dan hampir menyerah. Mungkin karena jalan ceritanya yang flat dan mudah tertebak.
Tokoh-tokohnya cukup berkarakter dan punya warna yang berbeda.
Menarik melihat bagaimana Allegra bisa berkembang menjadi pribadi unik di bawah tekanan ibu yang selalu menuntut kesempurnaan. Di satu sisi Allegra nggak ingin membuat Flick kecewa, di sisi lain ada jiwa romantis yang menginginkan dirinya jadi diri sendiri.
Saya cukup kagum pada Max akan integritasnya. Sisi pria normalnya terlihat ketika ia nggak bisa menolak permintaan Allegra karena iming-iming kencan dengan Darcy. Namun, ketika dihadapakan pada perempuan terseksi dan termanis di dunia pun, Max tetap bersifat gentleman tanpa mengabaikan Allegra.
Novel ini begitu fokus pada tahap-tahap mengubah Max dan minim adegan romantis. Terdapat momen khas yang biasa muncul di drama komedi romantis semacam stoking sobek atau terjatuh di depan meja yang membuat kekonyolannya terasa berlebihan.

Penerjemahannya lumayan baik meski ada susunan kalimat yang kurang pas. Juga banyak terdapat kesalahan penulisan tanda baca. Tapi, masih bisa dinikmati karena ceritanya ringan dan menghibur.

Saya menyukai novel ini karena pesan yang mengena. Saya pun menginginkan pria sempurna dalam hidup saya. Tapi seperti Allegra, saya belajar bahwa mencintai seseorang bukan berarti memintanya untuk berubah, tetapi menerima dia apa adanya. Menerima kelebihan dan kekurangannya. Dia mungkin bukanlah pria yang kita idealkan tetapi dia pria yang kita butuhkan. Itulah yang membuatnya sempurna.

TEBAR-TEBAR QUOTE

Wanita. Ketika kau mengira sudah mengerti, mereka berbalik dan menendang kakimu sampai kau jatuh, lalu membiarkanmu menggelepar. (hlm. 141)

"Kurasa menjaga jarak tertentu dengan semua orang berarti tak ada seorang pun yang memiliki kesempatan menyakitimu." (hlm. 219)

Siapa pun bisa berpura-pura, tapi apa pentingnya melakukan itu? Tak ada orang yang mau jatuh cinta dengan seseorang yang penuh kepalsuan. (hlm. 255)

0 komentar:

Posting Komentar

 

Nurina mengeja kata Published @ 2014 by Ipietoon