Jumat, 08 Januari 2016

[Resensi: Pertaruhan Hati sang Lord - Sabrina Jeffries] Pertaruhan untuk Lord Penjudi


Judul buku: Pertaruhan Hati sang Lord
Judul asli: A Hellion in Her Bed
Seri: Hellions of Halstead Hall #2
Penulis: Sabrina Jeffries
Alih bahasa: Elliyanti Jacob Saleh
Editor: Bayu Anangga
Desain sampul: Marcel A. W.
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: Agustus 2015
Tebal buku: 448 halaman
ISBN: 978-602-03-1766-3



BLURB

Kesal dengan ultimatum sang nenek yang memaksanya menikah tahun ini atau akan kehilangan warisan, Lord Jarret Sharpe mencoba peruntungannya serta mempertaruhkan hatinya di meja judi melawan seseorang yang diyakininya akan kalah.

Sisi penjudi dalam diri Jarret tak bisa menolak ketika Annabel Lake mengajukan taruhan. Jika wanita itu memenangkan permainan kartu, Jarret harus membantu keluarga Anna menyelamatkan pabrik bir keluarga Lake. Tetapi jika Jarret yang menang, Anna harus menghabiskan waktu bersamanya.

Hasil taruhan tersebut mengarah pada serangkaian kejadian yang mengancam rencana Jarret semula. Ketika Jarret mengetahui rahasia di balik taruhan itu, ia memaksa Anna mengulang taruhan mereka dan kali ini Jarret bersumpah tidak akan membiarkan dirinya dikalahkan wanita.

RESENSI

Jarret Sharpe selalu menganggap neneknya terlalu cerdik sehingga ketika neneknya sakit ia berusaha sebaik mungkin membalikkan keadaan. Ia bersedia mengelola pabrik bir mereka dengan syarat ia bebas mengelola tanpa campur tangan neneknya dan dibebaskan dari keharusan menikah. Dengan berat hati nenek setuju menyerahkan pabrik pada Jarret selama setahun. Pabrik yang bertahun-tahun lalu sangat diinginkan Jarret, sebelum ia dipaksa bersekolah di Eton.
Tapi belum lama Jarret mulai mengurus pabrik, datang seorang gadis, Annabel, yang berusaha menawarkan kerja sama. Kerja sama yang menurut Jarret sangat berisiko. Jarret pun hanya bisa menjanjikan untuk memberitahu sang nenek tentang tawaran itu meski ia mengakui ale buatan Annabel sangat enak.
Annabel yang nekat tak mudah percaya begitu saja pada Jarret hingga ia membuntuti Jarret. Betapa kesalnya Annabel karena Jarret bukannya langsung menemui sang nenek tapi malah bermain kartu dan berjudi. Annabel pun menantang Jarret dan membuat taruhan. Kalau Annabel menang, Jarret harus menerima tawaran kerja sama darinya. Tapi kalau Jarret menang, Annabel bersedia menjadi teman tidur Jarret!
Merasa di atas angin karena ia tak pernah kalah, Jarret syok saat ia kalah dari Annabel. Ia pun setuju bekerja sama. Tanpa menunda waktu, Jarret meminta untuk melihat pabrik bir milik keluarga Annabel dan berniat bertemu dengan kakak Annabel.
Maka dimulailah perjalanan Jarret dan Annabel bersama kakak ipar Annabel dan Geordie, keponakan Annabel.
Sepanjang perjalanan, Jarret merasa curiga bahwa ada yang tidak diungkapkan Annabel. Jarret merasa Annabel merahasiakan sesuatu. Dan Jarret yakin secepatnya ia akan menemukan apa yang berusaha disembunyikan Annabel.
Pertanyaannya, saat ia tahu kebohongan Annabel dan meminta taruhan ulang, akankah ia benar-benar bisa melepaskan Annabel?

-------------

A Hellion in Her Bed adalah seri kedua dari Hellions of Halstead Hall yang menceritakan tentang anak kedua keluarga Sharpe, Jarret.
Cerita dibuka di tahun 1806 saat Jarret muda dikirim ke Eton oleh sang nenek. Hal yang dibenci Jarret karena ia telah menganggap dirinya sebagai pewaris pabrik bir. Sedikit iba melihat Jarret digencet oleh beberapa anak yang lebih tua, tapi bukan Jarret kalau dia nggak bisa membalikkan keadaan.

Saya selalu merasa pria yang jago main kartu, dan bukan dengan cara yang curang, itu pria yang cerdas dan seksi. Saya menganggap pria seperti ini selain mempunyai ingatan yang kuat juga pintar dalam strategi. Itu sebabnya saya langsung jatuh cinta pada Jarret. Dan ketika dia meminta Annabel untuk menjadi teman tidurnya sebagai taruhan... aww itu nakal. Haha~

Saya suka dengan interaksi Jarret dengan Masters dan Gabe. Lucu, konyol dan cowok banget. Jenis percakapan yang kurang ajar dan menyindir tanpa maksud menghina. Sayangnya Jarret terlalu sibuk dengan Annabel sehingga persahabatan Jarret dan Masters jadi kurang intens.
Saya juga suka cara Jarret memperlakukan Geordie selayaknya sesama pria. Memang tingkah Annabel cukup menyebalkan karena masih memperlakukan anak itu seolah masih bayi.

Annabel jadi heroine yang kadang menyebalkan karena kebanyakan berbohong dan gampang saja jatuh dalam pesona Jarret. Engg... entah mengapa saya pengen dia sedikit jual mahal dan nggak gampang menyerah. Hehe~

Novel ini memang mulai membosankan di pertengahan, namun kembali seru diikuti ketika Jarret akhirnya tahu kebohongan Annabel dan melakukan taruhan ulang. Ahh... atmosfernya jadi berat dan penuh nafsu. #tsah

Tapi yang saya inginkan ketika mereka tiba di pabrik bir Annabel nggak terjadi. Sebenarnya saya pengen Annabel lebih terlihat bekerja. Seandainya saja Anna menunjukkan bagaimana caranya ia membuat ale seenak itu, pasti ia terlihat makin cemerlang di mata saya. Sayangnya ia terlalu sibuk kepikiran bagaimana caranya melucuti pakaian. :p

Well, dalam A Hellion in Her Bed misteri kematian orangtua Oliver dan Jarret masih juga belum terungkap. Justru temuan-temuan baru malah semakin banyak menambah asumsi. Semoga saja di buku ketiga sudah ada titik terang atas apa yang terjadi hari itu.

Overall, saya suku buku kedua dari seri anak-anak keluarga Shape ini dan nggak sabar untuk membaca yang lainnya.
Novel yang bagus dengan latar keluarga pembuat bir dan bisnis perdagangan bir.
Saya rekomendasikan untuk pembaca dewasa yang nggak keberatan dengan heroine yang lumayan 'gampang' ditaklukkan.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Nurina mengeja kata Published @ 2014 by Ipietoon