Jumat, 13 Mei 2016

[Resensi: Unclaimed - Courtney Milan] Sang Courtesan dan Sang Perjaka


Judul buku: Rayuan Sang Courtesan
Judul asli: Unclaimed
Penulis: Courtney Milan
Alih bahasa: Lingliana
Editor: Eka Pudjawati
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: Juli 2013
Tebal buku: 432 halaman
ISBN: 978-979-22-9753-9




BLURB

Tampan, kaya, dan terhormat, Sir Mark Turner merupakan bujangan paling diminati di London. Terkenal berkat buku karyanya dan reputasi pria yang menjaga kesucian, Mark dianggap sebagai sosok panutan yang dipuja. Tak sedikit orang yang muak melihat pemujaan yang diterima Mark, namun siapa sangka ternyata ia sendiri tak menikmati itu semua.

Sementara itu, karena terdesak sekaligus penasaran, Jess menerima tantangan yang diberikan padanya: merayu Sir Mark dan membeberkan kisahnya kepada publik. Sebagai courtesan, merayu bukan hal baru dan tentu takkan sulit bagi Jess. Namun ternyata itu memang sulit, karena ketika ia menyadari cintanya untuk Mark, ia harus memilih antara masa depan yang ia dambakan atau cinta yang ia tahu mustahil.


RESENSI

Begitu buku panduan gentleman terbit, ketenaran membuat Mark Turner menjadi bujangan potensial. Apalagi sang ratu sendiri telah membaca buku filsafat tentang kesucian itu dan kemudian memberikan gelar knight pada Mark atas kontribusinya pada moralitas umum.
Merasa lelah dengan orang-orang yang mengelu-elukannya, Mark memilih menyepi ke Shepton Mallet, pedesaan di mana ia dulu tinggal bersama ibu dan kakak-kakaknya. Tapi dugaannya salah. Meski jauh dari ingar bingar London, rupanya penduduk desa itu juga mengenali 'kesucian' Mark.
Tepat di hari pertama kedatangannya, Mark bertemu dengan Mrs. Jessica Farleigh, seorang janda yang menjadi penduduk baru di Shepton Mallet. Kecantikan dan gaya busanannya yang provokatif membuat Mrs. Farleigh dikucilkan. Penduduk desa pun berusaha mati-matian untuk menjauhkan Mark dari wanita itu.
Dengan cepat Mark menyadari kontradiksi dalam diri Mrs. Farleigh. Meski tertarik, Mark tetap menolak rayuan wanita itu.
Jessica Carlisle telah meninggalkan kehidupannya sebagai putri pendeta dan menjalani kehidupannya sebagai courtesan. Hingga satu kejadian membuatnya merasa hampa. Maka ia mengajukan diri kepada George Weston untuk merayu Sir Mark Turner yang suci dan berniat mempublikasikannya di ton. Tapi dalam menjalani misinya, Jessica menyadari kebenciannya pada Mark memudar dan mendapati Mark sepenuhnya pria yang tak keberatan dikalahkan oleh wanita.
Kini dalam dilemanya, akankah Jessica tetap melanjutkan misinya menghancurkan reputasi Mark atau justru berani menerima cinta yang ditawarkan sang perjaka suci?

-----------

Unclaimed merupakan buku kedua seri Turner, rupanya si bungsu lebih dulu menemukan wanitanya ^^
Dibanding buku pertamanya yaitu Unveiled, novel ini lebih dalam lagi menyoroti perilaku bangsawan di masa lalu. Mengambil setting tahun 1841, Unclaimed membidik dan mencemooh kesucian para bangsawan di masa itu melalui Mark yang menulis panduan gentleman tentang kesucian. Bukannya memahami apa yang coba dijelaskan oleh Mark, masyarakat menerjemahkan bahwa demi menjunjung kesucian, maka wanita tak bermoral harus dikucilkan. Bahwa wanita tak bermoral adalah musuh yang berbahaya dan harus diwaspadai.
Lalu muncullah Jessica, wanita yang merupakan simbol yang melawan kesucian. Jessica adalah courtesan. Berbeda dari pelacur, courtesan bukan hanya dibayar untuk seks semata, tapi seorang courtesan biasa memiliki pelindung yang membiayainya, dan sebagai balasannya seorang courtesan akan menemani ngobrol atau berdiskusi, mengusahakan kenyamanan, menemani berburu atau kegiatan lain. Jadi seorang courtesan memang harus cerdas dan pandai menempatkan diri.
Dan saya merasa Jessica ini keren banget, dia bisa mendebat Sir Mark dengan sinisme terselubung, jago menembak, dan cerdas. Momen favorit saya tentunya adalah ketika Mark dan Jessica ada di perlombaan menembak. Mark payah banget dalam mengenai sasaran, dan Jessica berusaha nggak membuat Mark malu dengan cara ikut-ikutan payah. Tapi Mark menyadarinya dan menuntut Jessica menunjukkan kemampuannya yang sebenarnya. Mark dikalahkan... telak. Ada ego pria yang harus Mark ajak berdamai dalam dirinya. Dikalahkan wanita dalam hal yang maskulin tentu berat. Haha...

Di buku ini juga akhirnya terungkap misteri yang tadinya masih jadi tanda tanya besar di buku pertama. Tentang mengapa Edmund menyebut Mark berbahaya dan menakutkan, padahal Mark tampak polos dan menyenangkan. Teungkap juga mengenai kegilaan sang ibu dari sisi Mark. Saya menyadari rupanya kegilaan sang ibu memberi pengaruh berbeda bagi tiga orang anak lelakinya. Mark rupanya lebih memahami kegilaan itu... dan lebih terpengaruh.

Lagi-lagi saya menangis. Astaga. Saya benar-benar jadi cengeng saat membaca karya Courtney Milan. Adegan-adegannya manis, kalimat-kalimatnya menyentuh, dan konfliknya benar-benar dituntaskan. Semua konflik. Beberapa novel hanya terfokus menuntaskan satu masalah utama, tapi Courtney Milan selalu menuntaskan semua konflik dalam novelnya.

Nah... saya rasa Unclaimed cukup memuaskan meski nggak sebagus Unveiled. Tapi saya jamin... Courtney Milan benar-benar pintar mengaduk perasaan. Maka, sepertinya ini waktunya untuk membaca buku ketiga, kisah si Smite Turner, karakter favorit saya. :)))

0 komentar:

Posting Komentar

 

Nurina mengeja kata Published @ 2014 by Ipietoon