Kamis, 22 September 2016

[Resensi] Every Time We Kiss - Christie Kelley

Judul buku: Setiap Kali Kita Berciuman
Judul asli: Every Time We Kiss
Series: The Spinster Club #2
Penulis: Christie Kelley
Alih bahasa: Layna Ariesianti
Penerbit: Elex Media Komputindo
Tahun terbit: November 2011
Tebal buku: 384 halaman
ISBN: 9786020013404



BLURB

Wanita itu menghela napas, suara yang indah yang membuat perhatiannya kembali fokus ke bibir Jennette yang penuh dan berwarna merah jambu.
"Aku harus membuat rencana percomblangan ini dengan lebih baik lagi."

Dia mendekat selangkah ke Jennette, menyadari saat ini mereka sudah berdiri terlalu dekat dengan satu sama lain.
"Mungkin kau memang tidak ingin melakukannya dengan lebih baik?"
Jennette menengadah. "Maksudmu?"
"Mungkin kau tidak mau mencarikan seorang pengantin untukku."
"Tapi... Oh, tidak," katanya sambil menyunggingkan senyum tipis dan menggeleng "Aku tidak akan menikah denganmu."
"Mungkin," bisiknya. "Tapi tidakkah kau ingin tahu apa yang akan kau lewatkan?"
Mata Jennette yang biru berkilau jahil. "Tidak juga."

Dia mengusap pipi Jennette dengan tangannya yang terbungkus sarung tangan sampai wanita itu gemetar. "Tidak pernahkah kau menginginkan seorang berandalan di ranjangmu?"
"Seseorang sepertimu?"
"Persis."


RESENSI

Setelah lima tahun dikucilkan oleh kalangan ton, tiba saatnya bagi Matthew untuk kembali ke masyarakat kelas atas. Ini semua karena kematian ayah dan kakaknya, yang membuatnya mewarisi gelar Earl of Blackburn. Namun sayangnya, ton masih belum bisa memaafkan kesalahan fatalnya. Tak ada yang bisa melupakan fakta bahwa Matthew telah membunuh John, tunangan Lady Janette Selby, lima tahun lalu.
Maka untuk membantunya mendapatkan istri yang sesuai dengan mas kawin yang besar, Matthew justru meminta bantuan Jennete. Karena sesungguhnya hanya mereka berdua yang tahu dengan pasti apa yang terjadi di hari naas lima tahun yang lalu.
Janette bersedia membantu. Namun semakin lama ia mencari kandidat istri bagi Matthew, semakin tak karuan rasa hatinya. Ia mendapati bahwa ketertarikannya pada pria itu tak pernah memudar, begitu juga dengan Matthew. Sekuat tenaga Jennete berusaha melawan perasaannya, karena baginya Matthew terlalu baik untuknya.

--------------------

Every Time We Kiss merupakan buku kedua dari seri The Spinster Club. Seri yang membuat saya tertarik karena selalu melibatkan skandal para heroinenya. Setelah membaca seri pertama dan seri kelimanya, kali ini saya memutuskan untuk membaca Every Time We Kiss.
Namun jika dibandingkan dengan skandal yang menghebohkan antara Avis dan Lord Selby, kakak Jennete, di Every Night I'm Yours, kisah dalam novel ini cenderung flat dan membosankan.

Sebenarnya saya menyukai ide cerita dan konflik novel ini yang belum pernah saya temukan di novel dengan tema senada. Tentang seorang pria yang saking cintanya dan saking gentleman-nya mau melindungi si gadis dan memikul semua kesalahan. Rasanya sungguh mustahil. Hebat benarlah kalau memang ada di dunia nyata.
Sisi romantis saya (jiaaah ngaku-ngaku kalau romantis) menganggap tindakan Mattew benar-benar manis dan romantis. Tapi sisi rasional saya rasanya pengen mencak-mencak dan berharap Matthew mendapatkan keadilan. Terutama ketika Mattew diserang secara verbal oleh Mr. dan Mrs. Marston di hadapan seluruh tamu alias separuh ton. Huhuuu rasanya jadi pengin peluk Mattew.
Karakter Matthew benar-benar karakter hero yang sempurna. Dia mengaku seorang bajingan, tapi toh dia punya rasa tanggung jawab dan gentleman banget. Bukan bajingan sejati semacam Somerton (dan betewe saya masih tetap naksir berat pada Somerton dan masih menanti waktu untuk membaca kisahnya). Beberapa kali Mattew punya kesempatan untuk mengkompromi Jennete, tapi tetap saja ia membatalkannya. Hanya demi nama baik Jennete. Duuuh... so sweet banget nggak sih? *meleleh*
Sementara Jennete sebagai heroine yang cukup menyenangkan. Saya suka dengan kecerdasannya, dengan kemampuannya mengendalikan para lelaki di sekitarnya, keahliannya mendebat Selby, juga bakat-bakatnya yang membuat ia bukanlah gadis bangsawan yang membosankan. Tapi rasanya capek juga membaca pengingkaran yang dilakukannya. Kalau cinta ya cinta aja lah neng, nggak usah dibuat repot. Hahaha...
Sebab lucu rasanya melihat Jennete sibuk mencari jodoh yang tepat untuk Matthew, namun setiap kali melihat Matthew berdua saja dengan seseorang calon istri potensial, Jennete bakal langsung bete. Duh, kasihan kau, Nak.

Konfliknya cukup bagus. Ada banyak peran yang muncul, tapi jangan kuatir karena nggak bakal membingungkan. Kali ini konfliknya bukan saja berasal dari dalam diri hero dan heroinenya saja, tapi juga ada konflik yang berasal dari luar. Nah, untuk pembawa konflim dari luar inilah yang membuat saya mengurangi poin novel ini.
Well, memang banyak hero di novel-novel lain yang punya sejarah seks yang luar biasa. Banyak yang disebutkan punya mantan kekasih yang hebat. Namun, Matthew di sini sebelum kembali ke masyarakat kalangan atas, telah memelihara seorang kekasih. Walau hal ini banyak dilakukan oleh bangsawan pada masa itu, saya tetap merasa terganggu mendapati Matthew telah main perempuan cukup lama. Dan sepertinya Jennete nggak ada nasalah dalam hal itu. Huhuu.. kok malah saya yang baper ya saat tahu Matthew punya gundik selama beberapa tahun.

Untuk terjemahan novel ini sayangnya masih banyak terdapat typo, entah kekeliruan nama antara Anthony dan Nicholas, juga kesalahan penulisan kata. Saya juga kurang sreg dengan penyebutan "bujang" sebagai kata ganti untuk "pelayan". Aneh saja kedengarannya. Tapi secara keseluruhan tetap enak dibaca dan cukup luwes.

Yah, Every Time We Kiss yang jelas bukanlah novel favorit saya dalam seri The Spinster Club, tapi lumayan seru dan mengasyikkan. Mengikuti kisah cinta yang terpendam selama lima tahun dan terungkap setelah sang hero kembali. Hah, saya jadi pengin memutar lagu KLBK-nya Yovie Nuno jadinya :))))

0 komentar:

Posting Komentar

 

Nurina mengeja kata Published @ 2014 by Ipietoon