Senin, 19 September 2016

[Resensi] Kepingan Terpendam - Indarpati Ayaran

Judul buku: Kepingan Terpendam
Penulis: Indarpati Ayaran
Penerbit: Elex Media Komputindo
Tahun terbit: Maret 2014
Tebal buku: 224 halaman
ISBN: 9786020235820



BLURB

Kinanthi 

Pandangan lelaki di hadapannya menusuk tajam. Dia merasa dikuliti. Anehnya, dia justru merasa lumer dan ingin berbagi semua mimpi tentang sebuah keluarga kepada lelaki yang justru belum setengah jam dikenalnya ini. 


Elang 

Jujur, dia merasakan sesuatu pada wanita itu. Parfum lembut yang menyapa indra penciumannya begitu Kinanthi mendekat tadi, seolah sudah lama dikenalnya. Ada saraf-saraf di tubuhnya yang mengatakan bahwa wanita yang baru datang ini memang akan datang hanya untuknya, selamanya. 


Bagi Kinanthi, Elang adalah sosok pria yang harus dihindari agar tak terulang kesalahan konyolnya di masa lalu. Bagi Elang, Kinanthi adalah wanita yang harus didekatinya demi berjalannya sebuah rencana yang dia harapkan dapat membalas kesalahan seseorang di masa lalunya. 

Ketika satu per satu kepingan yang terpendam terkuak, masih bisakah mereka mengingkari kenyataan yang sesungguhnya?


RESENSI

Untuk pertama kalinya Kinanthi bertemu dengan Elang, seorang pemilik perusahaan properti yang menginginkan Kinanthi mengurus pesta ulang tahun perusahaannya. Yang tidak diketahui Kinanthi adalah, Elang memang telah mengincarnya. Pria itu telah menyelidikinya dan menggiring Kinanthi agar jatuh cinta pada pesona Elang. Semua itu hanyalah demi satu hal, balas dendam.
Elang telah membawa dendamnya cukup lama dan menanti saat yang tepat. Kini ketika kesempatan itu tiba di ujung mata, hatinya malah goyah. Ia tak menyangka Kinanthi memberi pengaruh yang begitu kuat padanya. Ia mulai merasakan perasaan yang aneh terhadap gadis itu.
Sanggupkah Elang menjalankan rencananya?Mampukah ia menjatuhkan Kinanthi? Dan ketika mereka bersama, apakah hubungan mereka salah? Sebagai apa mereka saling mencintai: kakak-adik atau suami-istri?

-------------------

Saya mengambil novel ini untuk dibaca karena judulnya yang menggunakan bahasa Indonesia. Semakin banyaknya novel roman lokal yang diterbitkan, sayangnya semakin banyak pula yang menggunakan judul bahasa Inggris. Mungkin biar catchy. Mungkin juga biar gampang nancap di pikiran. Tapi bagi saya, judul yang menggunakan bahasa Indonesia justru judul yang romantis dan lebih berkesan. Bahkan meski cerita di dalamnya nggak sesuai harapan.

Kepingan Terpendam menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu. Jalan ceritanya cukup bagus namun sayang alurnya melompat-lompat dan kecepatannya nggak konstan. Hal ini membuat saya mudah capek dan bosan. Apalagi dialog antar tokohnya terasa seperti dialog young adult, dan bukan dialog antar karakter yang telah dewasa. Terlihat dari susunan kalimat dan pemilihan katanya yang kurang dewasa. Adegan-adegan romantisnya pun terkesan dipaksakan dan terlalu klise. Seperti mengusap sisa makanan di bibir si cewek lalu menjilatnya, atau mengulum jari. Duh... itu udah basi deh. Kecuali memang si tokoh memang sengaja, melakukannya untuk memancing birahi. Tapi ini kan bukan begitu tujuannya, makanya jadi terlihat klise dan halah adegan ini lagi ini lagi.

Karakter novel ini lumayan bikin kesal. Kurang bulat, masih mengambang dan masih "bersuara" sama. Nggak ada pembeda yang jelas antara Kinanthi, Elang, Mama Arini, Mama Rina, dan lain-lainnya. Semua sama membosankannya. Kinanthi gampang banget menyerah, nggak mau jatuh cinta tapi dirayu dikit kena juga. Elang yang arogan dan kepedean banget dan terlalu berusaha unjuk diri dalam narasi dan deskripsinya, kelihatan labil dan nggak terkesan berwibawa seperti seorang pemilik perusahaan besar. Dingin, jutek memang iya, tapi kesannya malah seperti anak manja yang arogan dan bukannya pekerja keras.
Terlalu banyak masalah yang berusaha dijejalkan dalam satu buku. Sehingga konfliknya jadi terasa lari kemana-mana dan kurang matang. Adegan mabuk dan membawa perempuan lain pun seolah dipaksa masuk tanpa ada pendahuluan atau latar yang jelas.
Dan di atas itu semua, chemistry antar tokohnya kurang kuat. Dialognya seolah tanpa emosi dan kurang bersuara. Memang ada beberapa kalimat bijak atau kalimat romantis yang diselipkan, cukup segar dan manis, tapi itu pun hanya satu dua kali.

Sebenarnya saya suka dengan premis ceritanya. Ini ide cerita yang selalu menjadi favorit saya sampai kapan pun. Tentang pembalasan dendam yang kemudian berujung pada cinta. Dan ternyata ada konflik lain yang menunggu sang hero-heroine yang nggak mereka duga (tapi bisa saya duga). Hanya saja cara penyajiannya dan eksekusinya masih kurang memuaskan saya.
Tapi saya suka dengan konflik incest yang muncul, akan lebih baik lagi jika disertai detail deskripsi akan akibat incest dan bagaimana hal itu mempengaruhi perasaan mereka. Elang cukup bagus dalam menunjukkan rasa frustasinya, tapi Kinanthi sayangnya enggak. Seolah mereka sudah tahu mereka akan bahagia juga nanti akhirnya.

Yah, secara keseluruhan novel Kepingan Terpendam merupakan novel ringan yang berusaha menyajikan kisah tentang balas dendam yang berujung pada jatuh cinta. Balas dendam yang sia-sia sebenarnya. Namun novel ini beberapa kali bercabang dan keluar jalur storyline-nya. Terlepas dari adegannya yang klise dan dialognya yang kaku, ide cerita novel ini sangat menarik. Membuat saya teringat pada sebuah novel tentang seorang stalker dan memberi twist yang luar biasa mengejutkan karya Andrei Aksana, yang berjudul 24 jam. Ah...

1 komentar:

Indar Bue Ayaran mengatakan...

Mbak Nurina, makasih ya atas resensinya. iseng2 gugling nemu resensimu ini. Udah insap nggak nulis novel sekarang. keasyikan nulis buku craft. hehe

Posting Komentar

 

Nurina mengeja kata Published @ 2014 by Ipietoon