Jumat, 16 September 2016

[Resensi] Semusim di Italia - Lucy Gordon

Judul: Semusim di Italia
Judul asli: One Summer in Italy
Penulis: Lucy Gordon
Alih bahasa: Lustatin
Desain sampul: Marcel A. W.
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 2015
Tebal buku: 248 halaman
ISBN: 978-602-03-1713-7



BLURB

Holly tengah berusaha melarikan diri dari polisi, namun ia malah berakhir di kompartemen yang ditempati Matteo Fallucci, seorang hakim. Kalau bukan karena Liza, putri pria itu, Holly pasti sudah diserahkan ke pihak berwajib. Niatnya semula untuk kembali ke Inggris pun gagal karena Liza sangat ingin ia tinggal dengan mereka, dan tampaknya Matteo masih mencurigainya karena hakim itu tak melepaskannya begitu saja. Dan kini Holly terseret ke dalam sebuah keluarga yang sama sekali asing di Italia.

Seiring berjalannya waktu, Holly pun menemukan rahasia keluarga yang tersimpan rapat di balik dinding manor mewah keluarga Fallucci. Rahasia yang kelak akan membebaskan mereka semua. Musim panas di Italia hanyalah permulaan bagi Holly… 


RESENSI

Ketika sedang berusaha melarikan diri dari kejaran polisi di dalam kereta, Holly tanpa sengaja tiba di gerbong VIP dan bertemu dengan seorang anak perempuan dengan kaki cacat yang sedang marah. Melihat hal itu sebagai kesempatan, Holly menggunakan ruang kompartemen anak itu sebagai tempat bersembunyi. Namun ketika mendengar Holly berbicara dengan Bahasa Inggris, anak perempuan itu pun menjadi antusias dan segera menjadikan Holly sebagai teman.
Tak disangka, anak itu merupakan putri Matteo Falluci, seorang hakim yang cukup terkenal karena ketegasannya.
Kini hidup Holly ada dalam genggaman Matteo. Pria itu ingin Holly tetap ada di samping Liza hingga Liza bisa menghadapi kehilangan akibat kematian ibunya. Dan imbalannya, Matteo akan membereskan masalah yang membelit Holly yang bisa menyebabkan gadis itu masuk penjara.

-------------------------

Lucy Gordon bukanlah penulis Harlequin favorit saya. Bukan karena ide ceritanya nggak seru atau konfliknya kurang nendang, tapi karena Lucy Gordon jarang menuliskan perasaan sang hero dengan detail. Berbeda dengan sesama penulis Harlequin favorit saya, Penny Jordan.
Namun Lucy Gordon selalu punya cerita yang manis. Nggak sampai bikin saya mewek bin termehek-mehek sih, tapi ceritanya sering menyentuh dan menghangatkan hati.

Kali ini melalui Semusim di Italia, Lucy menghadirkan satu kisah yang mengharukan. Kisah dalam novel ini menggunakan sudut pandang orang ketiga, dan lebih banyak terfokus pada Holly. Alurnya maju dan mengalir dengan tempo yang lumayan cepat. Nggak banyak adegan romantis yang bisa bikin deg-degan atau bikin klepek-klepek, tapi chemistrynya lumayan bagus. Yang terlihat menonjol justru tampak pada hubungan antara Holly dan Liza. Kedekatan mereka sungguh bikin iri, dan cara Holly memahami Liza dengan begitu mudahnya sungguh luar biasa. Saya justru jadi nggak terlalu banyak berharap pada hubungan Matteo dan Holly, karena menemukan hubungan yang menarik antara Holly dan Liza.

Konflik dalam novel ini ternyata cukup rumit. Saya sudah menduga dari awal tentang perasaan Matteo yang sebenarnya terhadap almarhumah istrinya, karena hey ini kan Harlequin, ceritanya memang klise dan mudah ditebak. Lagipula pola suami yang dikhianati istri yang di luar tampak sempurna memang sudah banyak di novel sejenis ini. Jadi saya nggak kaget lah dengan apa yang dirasakan Matteo. Yang membuat saya takjub adalah perasaan yang dimiliki Matteo terhadap Liza karena semua situasi tersebut. Sama seperti Holly, saya pun sempat merasa kesal dengan tngkah Matteo yang mengambil jarak dari Liza. Cara ia menarik dirinya kentara sekali, sebagai anak yang cerdas, Liza harusnya merasakannya kalau ayahnya mulai berubah.
Yang menjadi pertanyaan di benak saya kemudian adalah, apakah memang kasih sayang seseorang akan luntur jika mengetahui anak yang selama ini telah diasuh dan dibesarkan, yang dicinta sepenuh hati, ternyata bukan anak kandungnya? (Uhuk.. Jadi inget kasus di dunia nyata kan jadinya ^^)
Tapi saya yakin saya bakal patah hati jika Matteo meninggalkan Liza dan nggak mau menyayangi Liza. Karena tetap saja seorang anak nggak memiliki dosa apa pun meski ibunya brengsek dan tukang selingkuh. Dan saya suka dengan pemikiran yang dicapai Matteo dan Holly.

"Carol melakukan kesalahan padanya, sama seperti yang dia lakukan padaku—bahkan mungkin lebih. Selama itu Alec punya putri kecil yang luar biasa, dan dia tidak tahu sama sekali."
"Kaulah yang Liza cintai."
"Ya dan akulah yang dia peluk dan beri ciuman selamat malam. Kupikir pria itu mengambil segalanya dariku, tapi sebenarnya yang terjadi justru sebaliknya." (hlm. 246)


Huwaaaa~ maaf jika saya spoiler, tapi saya merasa percakapan ini adalah kuncinya. Sungguh, membenci dan menjauhkan anak hanya karena tiba-tiba kau tahu dia bukan anak kandungmu, tetaplah perbuatan yang menyedihkan. (Dan ini bukan dimaksudkan untuk menyindir seseorang) :p

Karakter dalam novel ini cukup menyenangkan. Saya suka dengan perubahan yang terjadi pada Holly. Dari gadis yang polos dan kurang percaya diri lalu perlahan mulai bisa genit dan menggoda. Dia benar-benar menjadi tokoh yang pas untuk mengimbangi kesuraman dan kekakuan Matteo. Juga bisa menjadi teman yang menyenangkan bagi siapa saja.

Secara keseluruhan, novel ini layak dibaca. Ringan tapi memberi makna yang dalam tentang kejujuran dalam sebuah rumah tangga. Benar-benar novel yang akan menunjukkan status nggak akan menghalangi orangtua yang baik untuk mencintai dan mengasihi anak-anaknya.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Nurina mengeja kata Published @ 2014 by Ipietoon