Jumat, 24 Februari 2017

[Resensi] A Kiss for Midwinter - Courtney Milan

Judul buku: Ciuman Musim Dingin
Judul asli: A Kiss for Midwinter
Series: The Brother Sinister
Penulis: Courtney Milan
Alih bahasa: Martha Widjaja
Desain sampul: Marcel A.W.
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 2016
Tebal buku: 184 halaman
ISBN: 978-602-03-3322-9



BLURB

Miss Lydia Charingford selalu tampak ceria. Namun sekuat apa pun ia berusaha tersenyum, ia tak dapat melupakan aib masa remaja yang dapat menghancurkan reputasinya. Ketakutan itu kembali muncul setelah ia bertemu lagi dengan Jonas Grantham, salah satu dokter yang mengetahui rahasianya. Ia tak ingin berurusan dengan Jonas, tetapi pertemuan mereka malah berakhir dengan taruhan konyol yang melibatkan sebuah ciuman. Seperti Lydia, Jonas pun menyimpan rahasia. Ia menanggung rasa bersalah terhadap wanita itu, dan kini setelah mengetahui Lydia berhasil melanjutkan hidup, ia malah jatuh cinta padanya. Meski Lydia terang-terangan menolak Jonas, dengan memanfaatkan taruhan mereka, ia bertekad akan memenangkan hati wanita itu. 


RESENSI

Sebelum memulai kuliah kedokterannya di King's College di London, Jonas Grantham diizinkan menghabiskan waktu bersama Dokter Parwine. Ia sepakat mengambil alih praktik pria itu usai menyelesaikan pendidikan. Saat itulah pertama kalinya Jonas bertemu dengan Lydia Charingford, gadis berusia limabelas tahun, yang tengah hamil dan divonis menderita miasma. Hal yang menurut Jonas mustahil tapi ia tak mampu bersuara.
Lima tahun berselang, Jonas telah mengambil alih praktik Dokter Parwine dan menjadi seorang dokter di Leicester. Ia pun berniat mencari istri. Ia kembali bertemu Lydia yang menurutnya menempati peringkat sebelas dalam daftar wanita tercantik di Leicester. Namun Lydia yang masih mengingat jelas siapa Jonas merasa Jonas hanya ingin merendahkannya. Gadis itu membenci Jonas dan curiga Jonas hanya ingin mengoloknya.
Jonas yang telah bertekad menjadikan Lydia sebagai miliknya tak kurang akal. Ia menantang Lydia dalam sebuah pertaruhan. Jika ia menang, ia menginginkan ciuman Lydia, tapi jika ia kalah, ia akan menyanggupi permintaan Lydia untuk tak berbicara dengannya. Bersamaan dengan bunyi lonceng natal di pertengahan musim dingin, siapakah yang akan menang?

-----------------------

"Kau hanya wanita tercantik kesebelas di seluruh Leicester sampai kau membuka mulut. Begitu kau berbicara, tidak ada yang dapat menandingimu." (hlm. 82)

Sejak membaca seri Turner, saya dibuat jatuh cinta dengan karya Courtney Milan. Apalagi saat saya mengetahui riset apa saja yang sudah ia lakukan untuk karya-karyanya. Namun seorang teman pernah berkata kalau karya Courtney Milan yang berjudul Ciuman Musim Dingin, yang diterjemahkan dari A Kiss for Midwinter, lumayan membosankan dan kurang bagus. Maka, saya pun mengawali membaca novela ini tanpa ekspektasi yang tinggi. Saya tetap ingin membacanya karena bagi saya, sekali saya jatuh cinta pada karya seorang penulis, saya akan terus membaca karya-karyanya yang lain, entah karya tersebut bagus atau tidak. Maka, berikut adalah kesan saya seusai membaca novela ini.

A Kiss for Midwinter dibuka dengan adegan pembuka saat pertama kalinya Jonas Grantham bertemu dengan Lydia Charingford di Leicester pada September 1857. Pertemuan yang cukup suram dan mengguncang, tapi membekas begitu dalam di benak keduanya. Hingga lima tahun kemudian mereka bertemu kembali dan memulai perseteruan.
Untuk setting tempat memang kurang digali dan kurang dipaparkan dengan detail. Namun untuk setting waktu, terasa menarik terutama dilihat dari sisi dunia medis. Digambarkan betapa Jonas Grantham berusaha mengubah persepsi orang-orang tentang hal yang dianggap tabu oleh masyarakat. Yang sayangnya, bahkan di era modern ini, masih dianggap tabu oleh sebagian masyarakat di beberapa wilayah tertentu.

"Aku bukan perjaka. Kau juga bukan perawan. Bahkan jika kau masih perawan, kita berdua tidak perlu bersikap malu-malu mengenai persoalan ini. Jika wanita cukup umur untuk mengeluarkan anak seberat empat setengah kilogram dari saluram kelahiran, dia boleh mendengar kata seperti 'alat kelamin pria' dan 'rahim'. Ini istilah medis, Miss Charingford, bukan kata-kata kotor." (hlm. 74)

Bukan hanya blak-blakan dan ketus, Jonas Grantham dilukiskan sebagai dokter muda yang cerdas dan terbuka dalam menerima perubahan dalam dunia medis. Ia menentang cara-cara medis lama dan melakukan hal-hal baru seperti mencuci tangan saat memeriksa pasien. Sifatnya yang terlalu terus terang dan bicara apa adanya, memang membuatnya sering bertengkar dengan Lydia dan membuatnya bermasalah dalam menghadapi sang ayah.

Lydia sendiri adalah heroine yang tangguh. Setelah mengalami peristiwa nggak menyenangkan di usianya yang baru limabelas tahun, Lydia belajar banyak. Saya menangkap kesan betapa ia tetap bersikap optimis dan ceria, walau hati terdalamnya menangis. Satu-satunya orang yang ia pandang dengan pesimis, skeptis dan curiga hanyalah Jonas.
Sungguh menyenangkan membaca interaksi keduanya; Lydia yang benci dan ingin menyingkirkan Jonas sejauh-jauhnya dengan Jonas yang tenang dan blak-blakan, merayu dengan caranya sendiri yang sungguh terasa manis.

Bagi saya novel dengan premis hubungan love-hate memang selalu saya sukai. Apalagi kalau dibumbui beberapa hal menarik dan diramu dengan apik, sedemikian halnya dengan A Kiss for Midwinter. Latar dunia medisnya yang bergerak dari cara lama ke cara baru membuat saya tergelitik, dan Courtney Milan menuliskannya dengan gaya bertutur yang enak dibaca. Penerjemahannya sendiri rapi dan memuaskan, pilihan diksinya pun sangat baik.

Seolah hubungan intim dan hasrat sensual hanya... suatu hal. Hal biasa, fungsi tubuh, dan bukan topik memalukan. Seolah gairah, seperti kebenaran, dapat menjadi anugerah dan bukan hanya sumber rasa malu dan takut.  (hlm. 159)

Selain naik turunnya hubungan Jonas dan Lydia, novela ini juga dibumbui dengan keresahan Jonas menghadapi ayahnya. Rasa cintanya pada sang ayah yang sakit dan keras kepala. Rasa frustasinya berusaha membujuk sang ayah begitu kental. Bahkan saya sempat menangis juga saat konflik mereka mencapai klimaks. Courtney Milan selalu bisa memberi nuansa kekeluargaan yang lumayan muram tapi sangat kental dalam novel-novelnya, dan kali ini tertuang melalui hubungan ayah dan anak Grantham.

Secara keseluruhan, saya puas membaca novela ini. Dengan jalan cerita yang menarik dan isu kesehatan di tahun 1800-an, kisah dalam novela ini memikat dan menyentil dalam waktu bersamaan. Saya rekomendasikan novela ringan ini buat kalian pencinta historical romance terutama kisah tentang love-hate relationship.

Rabu, 22 Februari 2017

[Resensi] Mungkin Ini Puisi Atau Bait Tak Penting yang Telanjur Kau Baca - Dono Indarto

Judul buku: Mungkin Ini Puisi Atau Bait Tak Penting yang Telanjur Kau Baca
Penulis: Dono Indarto
Penerbit: Grasindo
Tahun terbit: Agustus 2016
Tebal buku: 192 halaman
ISBN: 9786023756391



BLURB

Merindumu dengan sembunyi 
Ssstttt. . . menyelinap sunyi
Tolong kembalikan hati yang kau curi 
dari jubah kesetiaan 
yang selama ini mengintip penasaran


Cerita-cerita dalam buku ini adalah cerita soal kerinduan yang muncul setelah kehilangan.
Kerinduan seorang wanita gila bersama wanita gila pada pelukan.
Kerinduan seorang penulis atas masa kecil bersama ayahnya yang sekarat.
Kerinduan seorang pelukis pada wanita di dalam lukisannya.
Kerinduan seorang anak yang mencari ibunya di tengah lautan.
Dan sederet kerinduan lain yang terungkap dalam cerita pendek.
Juga ada kerinduan yang mempertemukan kamu dengan aku dalam sebuah puisi 


RESENSI

Semula saya mengira buku Mungkin Ini Puisi Atau Bait Tak Penting yang Telanjur Kau Baca adalah buku kumpulan puisi. Judulnya jelas menggoda walau saya anggap covernya sebenarnya nggak comotable. Namun melihat judulnya saja, membuat rasa penasaran saya tergugah dan ingin mencari tahu benarkah ini puisi, atau hanya bait-bait nggak penting yang saya baca?
Well, rupanya saya salah. Buku ini bukanlah buku kumpulan puisi biasa, tapi merupakan perpaduan antara kumpulan puisi dan kumpulan cerita pendek. Menariknya, antara kedua bentuk karya tersebut memiliki saling keterkaitan satu sama lain. Saat membacanya, saya merasa puisi-puisi dalam buku ini menjadi pembuka bagi cerita pendek yang muncul setelahnya.

Jangan abaikan juga tanda 18+ yang ada di sampul buku. Karena isi beberapa cerita pendek dalam buku ini nggak jauh dari isu seputar selangkangan. Nggak eksplisit dan nggak vulgar sih, saya justru lebih menggaris bawahi ironi dan sindiran yang diramu dengan apik dalam buku ini yang  memang sebaiknya dibaca oleh orang-orang yang telah dewasa. Meski sebenarnya, lagi-lagi menurut saya, usia bukanlah patokan seseorang telah dewasa atau belum.

Saya akui, saya adalah pencinta puisi yang terlalu pemilih. Saya bukanlah penikmat puisi rumit yang mesti ditelaah beberapa kali untuk memahaminya. Saya lebih menyukai puisi yang sederhana namun mengena, juga kuat dalam pemilihan diksi dan rimanya.
Puisi-puisi dalam buku ini sendiri memang terkesan simple tapi kaya makna. Yang paling mengena di benak saya adalah puisi yang berjudul Tanda Baca:

tanda seru memaki
tanda tanya mengapa
titik bilang usai
koma belum sampai

lalu yang lain berderet
minta dipakai
agar bisa dipahami
dalam lembar yang semula gersang
dan kerontang

bahkan kita butuh dia
bidang kosong itu

spasi

bayangkanjikadiatakada
apakahkaumengerti

deret huruf itu
yang selalu terburu-buru

sesungguhnya kita berarti
jika tidak sendiri

sesungguhnya kita dimengerti
jika ada 'antara'
(hlm. 132)

Sementara untuk cerita pendek dalam buku ini, ajaibnya saya suka semuanya. Kisah-kisahnya yang nyaris kelam dan berisi kehilangan yang melahirkan rasa rindu, terasa menyentil dengan telak. Itu sebabnya saya tak sanggup berhenti membaca satu persatu kisah pendek yang disajikan. Ada kisah yang serupa fantasi, ada yang melibatkan tragedi, dan ada juga yang terasa ironis. Namun kesemuanya ditulis dengan alur yang menarik, memancing rasa penasaran dan terkadang berujung pada plot twist yang mengejutkan.

"Kamu tahu, apa hadiah paling sempurna bagi seorang wanita?"
Wanita itu menggeleng.
"Dikenang. Mereka ingin dikenang. Menjadi abadi. Mereka berharap bisa tersesat dan menjadi puisi." (hlm. 166)

Dengan gaya bahasa yang lugas, cerita-cerita pendek dalam Mungkin Ini Puisi Atau Bait Tak Penting yang Telanjur Kau Baca begitu mudah dinikmati tanpa perlu mengerenyitkan kening. Terasa menghibur di satu sisi tapi juga menyindir di saat yang sama. Potret-potret kehidupan yang dibungkus dalam sebuah ironi, kehilangan yang mungkin pantas untuk direnungkan atau malah ditertawakan.
Ah, bagaimanapun saya puas dan menutup buku ini dengan rasa syukur sambil mengenang dia, seseorang yang pernah singgah, pernah menetap, pernah pergi dan akhirnya saya rindui.


Senin, 13 Februari 2017

[Resensi] Love and Other Scandal - Caroline Linden

Judul buku: Antara Cinta dan Skandal
Judul asli: Love and Other Scandal
Seri: Scandalous #1
Penulis: Caroline Linden
Alih bahasa: Yunita Candra
Penerbit: Elex Media Komputindo
Tahun terbit: Januari 2017
Tebal buku: 448 halaman
ISBN: 978-602-02-9915-0



BLURB

Joan Bennett tergolong perawan tua. Dia telah menjalani empat season tanpa pelamar. Setelah membaca buku penuh sensasi yang mengejutkan, Lima Puluh Cara Berbuat Dosa, Joan memutuskan mungkin sudah waktunya untuk berhenti menjadi gadis yang sopan dan mulai menjadi pendosa, selagi dia masih cukup muda untuk menikmatinya. Dan pasangan mana yang lebih baik daripada teman minum kakaknya, Viscount Burke? Sepertinya pria macam itulah yang tahu caranya memberikan petualangan mendebarkan kepada seorang wanita.

Pernikaha sama sekali tidak ada dalam kamus sang viscount. Dengan hati-hati pria itu menghindarkan diri dari hubungan yang bisa menjerumuskannya pada pertunangan.

Namun skandal satu malam itu telah mengubah semuanya...


RESENSI

Joan Bennet telah mengenal Tristan Burke saat usianya masih 8 tahun. Di suatu musim liburan, Tristan yang ikut menginap di rumah keluarga Bennet atas undangan Douglas Bennet, mengendap-endap masuk ke kamar Joan dan bersembunyi di sana. Sejak itu, Joan hanya bertemu beberapa kali dengan Tristan.
Menjelang usianya yang sudah melampaui batas usia menikah, dan setelah menjalani empat season tanpa hasil, kini perhatian ibu Joan beralih pada mencari pasangan yang tepat untuk Douglas. Ibu Joan mengutus Joan untuk menemui sang kakak dan 'memaksanya' agar mau menghadiri pesta dansa. Tak disangka, Joan bertemu kembali dengan Tristan Burke yang tengah menginap di rumah Douglas.
Pertemuan kembali itu rupanya menyeret Tristan pada urusan kakak-beradik Bennet. Apalagi ketika ibu Joan jatuh sakit dan harus dirawat di pedesaan, Douglas mempercayakan Joan ke dalam pengawasan Tristan. Akankah pertemuan-pertemuan mereka semakin membuat dekat? Ataukah Tristan akan meledak dalam rasa kesal dan marah karena kata-kata Joan? Atau justru mereka akan menciptakan skandal?

-----------------

Biasanya tema cinta yang bermula dari masa kecil dan tema naksir sahabat kakak selalu jadi favorit saya. Jadi, saya memang menikmati banget membaca novel ini di awal-awal. Apalagi si sahabat kakak ini akhirnya jadi bajingan paling berbahaya tapi juga sekaligus paling diminati di kalangan ton. Aiiih... makin gemes kan ya jadinya, pengin sang hero ini akhinya klepek klepek dimabuk cinta. Emm... baiklah saya akui, itu memang klise. Tapi toh saya tetap selalu suka membaca kisah-kisah klise begini.. >.<

Love and Other Scandal bersetting di London pada tahun 1822. Meski nggak terlalu mendetail, tapi suasana London yang pikuk dan situasi sosialnya tertangkap dengan jelas. Dua hal yang menarik adalah toko buku yang menyediakan bacaan-bacaan nakal yang didatangi Joan secara sembunyi-sembunyi, dan balon udara yang dinaiki Joan bersama Tristan. Saya yang phobia ketinggian ini mungkin bisa mempertimbangkan naik balon udara asal merasakan pengalaman yang sama dengan Joan: dipeluk Tristan. Hahaha...

Karakter novel ini juga unik karena menghadirkan sosok heroine yang nggak sempurna. Joan Bennet punya tubuh yang terlalu sintal dan terlalu tinggi sehingga nggak cocok mengenakan pakaian-pakaian mode terbaru. Itu sebabnya meski Joan telah menjalani empat kali season, belum ada satu pun lamaran yang diterimanya. Namun, Joan punya semangat dan tekad besar juga kecerdikan yang bisa membuat Tristan Burke mati kutu.
Keluarga Bennet merupakan keluarga bangsawan yang nggak kaku, terutama sosok sang ayah yang lebih santai dan hangat dibanding para pria bangsawan pada umumnya. Lagipula, keluarga Bennet rupanya lebih mengutamakan cinta demi kebahagiaan putrinya daripada berusaha menjodohkan Joan dengan bangsawan yang memiliki gelar lebih tinggi.

Sejak membaca What A Gentleman Wants yang merupakan seri pertama dari trilogi Reece Family, saya sudah jatuh cinta dengan cara bertutur Caroline Linden. Apalagi konfliknya pun bukan hanya berkutat pada kisah cinta sang hero dan heroinenya saja. Ada ketegangan konflik yang besar dan mengancam para karaktenya. Sayangnya hal tersebut nggak saya temui di Love and Other Scandal ini. Cerita ini murni naik turunnya hubungan Joan dan Tristan. Bagaimana sang bajingan bertekuk lutut dan berusaha merayu adik sahabatnya. Puncak konfliknya pun hanya berupa skandal yang terjadi ketika Joan dan Tristan tiba-tiba menghilang setelah terlihat berdansa di tengah pesta dansa.
Saya kira penyelesaiannya akan lebih rumit, tapi toh menilik dari betapa bijaknya sang baronet, rasanya mustahil. Saya juga berharap akan ada pembicaraan panjang antar pria antara Douglas dengan Tristan, tapi rupanya nggak terjadi. Padahal di awal saya sudah terpesona dengan bromance mereka yang tampak solid.

Secara keseluruhan, Love and Other Scandal memang nggak menyajikan skandal menggemparkan, tapi cukup manis untuk dibaca. Kadar hotnya lumayanlah, nggak terlalu bikin kipas-kipas dan hanya satu adegan (agak kecewa sih sebenarnya 😛). Semoga saja buku keduanya lebih seru dari buku pertama serial Scandalous ini.

 

Nurina mengeja kata Published @ 2014 by Ipietoon