Senin, 11 Januari 2016

[Resensi: The Book Club - Mary Alice Monroe] Kisah Ketegaran Lima Wanita


Judul buku: The Book Club (Kisah Lima Wanita)
Penulis: Mary Alice Monroe
Alih bahasa: Deasy Ekawati
Editor: Fanti Gemala
Penerbit: Violet books
Tahun terbit: Oktober 2014
Tebal buku: 453 halaman
ISBN: 978-602-251-716-0



BLURB

Mary Alice Monroe mengundang Anda untuk bertemu dengan lima karakter yang luar biasa selagi dia menjelajahi kekuatan persahabatan dalam kelembutan, kejujuran, dan pengertian.

Dari luar, kelompok itu hanyalah sebuah klub membaca biasa. Tapi bagi lima orang wanita, klub itu adalah sesuatu yang jauh lebih bermakna. Bagi Eve Porter, yang segala keamanan hidup yang telah direncanakannya direnggut karena suaminya mendadak meninggal, klub itu adalah tempat perlindungan. Bagi Annie Blake, seorang pengacara hebat yang berniat memiliki keluarga meski sudah terlambat, klub itu adalah kesempatan untuk menurunkan pertahanan dirinya dan memimpikan banyak kemungkinan lain. Bagi Doris Bridges, klub itu adalah pendukungnya saat dia mengakui bahwa pernikahannya sekarat dan memperoleh kebebasan yang sesungguhnya dalam pengkhianatan suaminya. Bagi Gabriella Rivera, sang istri, ibu, dan sahabat 'sempurna' yang menawarkan dukungan bagi semua orang tapi enggan meminta dukungan bagi dirinya sendiri, klub itu memberinya suasana kekerabatan. Dan bagi Madge Kirsch, seorang seniman yang selalu menjalani hidup melawan arus, klub itu bagai surga yang menerimanya.

Merekalah lima wanita dengan jalan kehidupan yang berbeda, yang menerima tantangan dalam perubahan hidup mereka.  Dan saat mereka berbagi harapan, ketakutan, dan kemenangan, mereka akan berpegang erat pada keajaiban sejati sebuah klub membaca–yaitu persahabatan.

RESENSI

Meninggalnya Tom Porter yang mendadak membuat Eve terpukul. Betapa tidak, suaminya baru berusia lima puluh tahun dan terlihat sehat. Meskipun pernikahan mereka tak sehangat dulu, tapi Eve masih sangat bergantung pada Tom. Raga dan jiwanya masih belum siap.
Pemakaman Tom dihadiri banyak orang termasuk keempat sahabat Eve yang tergabung dalam Klub Membaca bersamanya. Tampaknya pemakaman Tom membuat mereka terguncang dan berimbas pada diri mereka.
Doris, yang telah lama bersahabat dengan Eve selalu tidak menyukai Annie. Ketidaksukaan yang didasari rasa iri, karena bagi Doris, Annie tampak penuh kendali, hebat dalam karir dan bentuk tubuhnya masih bagus. Sementara Doris semakin merasa tua, gemuk dan membosankan. Ia pun berusaha menutup mata akan kelakuan suaminya dan bersikap seolah semua baik-baik saja.
Annie sendiri adalah gambaran wanita sukses, sebagai pengacara ia penuh kendali. Hubungannya dengan suami masih panas dan penuh gairah. Tapi sejak ia melihat Eve di pemakaman bersama kedua anaknya, Annie merasa ini saatnya ia ingin punya anak. Meski telah berusia 43 tahun dan para sahabatnya merasa tak mungkin, Annie tetap yakin ia akan berhasil mengandung.
Gabriella harus mendapati kenyataan pahit sepulang dari pemakaman Tom. Suaminya di-PHK. Gabriella yang bekerja sebagai perawat harus menambah jam kerjanya sementara sang suami mencari pekerjaan lagi. Padahal mereka punya empat orang anak.
Madge yang eksentrik dan memilih hidup sendiri tak mau mengakui bahwa ia kesepian. Dan ketika ibunya datang, Madge merasa frustasi. Ia tak pernah bisa memahami ibunya yang masih saja bersikap genit pada setiap pria. Bahkan pria yang lebih muda dari Edith.
Dan Eve yang murung setelah ditinggal Tom, menjadi antisosial selama berbulan-bulan. Hingga Annie harus menyeretnya menghadapi kenyataan bahwa Eve bangkrut. Eve harus mulai bangkit dan mencari pekerjaan atau ia akan benar-benar miskin. Eve pun berusaha berdiri walau goyah. Ia siap menghadapi dunia baru dan bahkan mungkin.... cinta baru.

------------------

The Book Club menawarkan bukan hanya satu kisah tapi lima. Lima kisah kehidupan yang harus dijalani wanita-wanita usia empat puluh hingga lima puluh tahunan. Wanita-wanita yang telah menjalani pernikahan mereka selama dua puluh tahun lebih. Kecuali Annie yang usia pernikahannya baru berjalan lima tahun.

Dengan setting waktu tahun 1997-1998 novel ini beralur maju dan menggunakan POV orang ketiga. Secara bergiliran saya dibawa menyelami kisah dan konflik masing-masing tokoh. Namun Eve lah yang mendapat porsi terbesar dalam cerita ini.

Banyak tokoh yang muncul dalam novel ini. Yah, tokoh utamanya saja ada lima, belum lagi suami-suami mereka, anak-anak mereka dan tentunya wanita misterius berambut merah yang menangis hebat di pemakaman Tom.
Namun semua karakternya terasa khas dan bulat. Eve yang pada awal cerita begitu mengenaskan akhirnya berani membuka cangkangnya, tapi ia tetap nggak kehilangan sifat khasnya.
Doris menjadi karakter yang cukup menyebalkan karena sok dan gengsinya tinggi. Tapi teman-temannya bisa menerimanya. Saya merasa mereka semua berimbang. Sifat-sifat yang saling bertolak belakang ini justru menjadi magnet dan mengikat persahabatan mereka menjadi hubungan yang unik. Inilah yang membuat masalah-masalah pribadi mereka jadi kait-mengait.

Saya suka melihat perdebatan mereka mengenai buku yang mereka baca bersama saat berkumpul. Pemikiran mereka menjadi penguat karakter, memperlihatkan pola pandang yang berbeda dan membuat suasana pertemuan Klub Membaca menjadi meriah.

The Book Club merupakan novel woman-lit dengan menghadirkan masalah dan konflik khas pernikahan. Masalah-masalah yang umum dihadapi wanita usia lima puluh tahun dan mengajarkan ketegaran untuk menghadapinya. Bahwa meski dunia runtuh di sekeliling kita, akan tetap ada sahabat yang menyeret kita untuk tetap berpikir waras. 

0 komentar:

Posting Komentar

 

Nurina mengeja kata Published @ 2014 by Ipietoon