Selasa, 03 Mei 2016

[Resensi: Rencana Besar - Tsugaeda]


Judul buku: Rahasia Besar
Penulis: Tsugaeda
Penyunting: Pratiwi Utami
Perancang sampul: Upiet
Penerbit: Bentang Pustaka
Tahun terbit: Agustus 2013
Tebal buku: 378 halaman
ISBN: 978-602-7888-65-4



BLURB

RIFAD AKBAR
Pemimpin Serikat Pekerja yang sangat militan dalam memperjuangkan kesejahteraan rekan-rekannya.

AMANDA SUSENO
Pegawai berprestasi yang mendapat kepercayaan berlebih dari pihak manajemen.

REZA RAMADITYA
Pegawai cerdas yang tiba-tiba mengalami demotivasi kerja tanpa alasan jelas.

Lenyapnya uang 17 miliar rupiah dari pembukuan Universal Bank of Indonesia menyeret tiga nama itu ke dalam daftar tersangka. Seorang penghancur, seorang pembangun, dan seorang pemikir dengan motifnya masing-masing. Penyelidikan serius dilakukan dari balik selubung demi melindungi UBI.

Akan tetapi, bagaimana jika kasus tersebut hanyalah awal dari sebuah skenario besar? Keping domino pertama yang sengaja dijatuhkan seseorang untuk menciptakan serangkaian kejadian. Tak terelakkan, keping demi keping berjatuhan, mengusik sebuah sistem yang mapan, tetapi usang dan penuh kebobrokan....


RESENSI

Makarim Ghanim adalah pendiri Makarim G. and Co., sebuah perusahaan penyedia jasa konsultasi terpadu bagi perusahaan-perusahaan yang mempunyai masalah pengaturan sumber daya. Tiba-tiba saja, kawan lamanya semasa kuliah dulu, Agung Suditama, mendatanginya untuk meminta bantuan Makarim.
Agung yang merupakan wakil direksi Universal Bank of Indonesia meminta Makarim mengusut kebocoran  uang 17 miliar rupiah dalam bank itu. Kasus yang sangat aneh, karena menurut penelusuran jejak audit, semuanya wajar. Pembukuannya seimbang. Tapi pihak manajemen yakin ada penyusutan sebesar angka itu. Agung menyodorkan tiga nama yang harus diselidiki Makarim: Rifad Akbar, Reza Ramaditya dan Amanda Suseno. Agung yakin 100% bahwa pelakunya adalah salah satu dari mereka.
Meski bukan pekerjaan yang biasa ia tangani, Makarim menerima pekerjaan ini. Ia pun terbang ke Surabaya ke tempat ketiga orang tersangka ditempatkan. Menyelidik di sini dan mengendus-endus di sana. Makarim dengan segera bisa menemukan siapa pelaku fraud di UBI. Namun ketika ia merasa yakin siapa pelakunya, telepon dari mantan istrinya memberi informasi yang membuat kasus UBI ini lebih terang... secara mengerikan.
Ini bukan pembobolan biasa. Ada pesan yang diselipkan dalam pembobolan ini. Deretan angka uang yang hilang adalah Rp. 17.679.122.980,90 dengan segera membawa Makarim pada satu nama lagi Ayumi Pratiwi.
Siapa Ayumi? Apa hubungan Ayumi dengan ketiga orang yang dicurigai Agung? Benarkah ada rencana besar yang sedang disusun di dalam UBI?

------------

Meski novel Rencana Besar ditulis lebih dulu dari Sudut Mati, saya malah baca Sudut Mati lebih dulu dan pernah saya ulas di sini. Sejak itu saya udah ngebet banget pengin baca Rencana Besar.

Sebagai novel karya pertama Tsugaeda, Rencana Besar bener-bener bikin saya terpukau. Plotnya gak perlu ditanya deh, rapi dan apik. Gaya bertuturnya runut dan jelas, detailnya bisa saya pahami. Meski saya anak ekonomi tapi awalnya saya syok dengan istilah-istilah dalam novel ini. Wkwkwk~ saya jadi merasa duh saya dulu kuliah merhatiin dosen nggak sih? XD
Kembali ke novel ini... saya menemukan asyiknya menyatukan kepingan-kepingan informasi yang diberikan Tsugaeda dengan sabar. Caranya bertutur nggak terburu-buru, sempat mengecoh namun kemudian memberi clue yang efeknya dahsyat dan menyeret saya pada rasa penasaran yang makin besar.
Beneran asyik banget baca novel ini.

Settingnya pada awalnya terjadi di Jakarta di tahun 2012... kemudian beralih ke Surabaya. Lalu di tengah-tengah cerita, saat misteri hampir terkuak, saya dibawa menyusuri kejadian awal perekrutan Rifad, Amanda dan Reza oleh UBI di tahun 2009.
Konflik perbankan yang diusung novel ini juga menjadi masalah yang mudah menarik perhatian saya. Aah... seru banget bacanya.

Meski aura kemisteriusan dan thriller-nya nggak sebesar Sudut Mati tapi rasa penasaran saya benar-benar dibangkitkan. Pokoknya saya suka banget sama novel ini.
Tokohnya juga kuat dan saling melengkapi. Makarim dibuat nggak hero-hero amat tapi malah pas. Karena karakter tiga orang yang diburunya saja sudah wooow... ngeri banget. Hahaha...

Saya merasa terjanjikan setelah komplit membaca dua novel Tsugaeda. Saya nggak bakal pikir panjang buat membaca karya Tsugaeda berikutnya. Semoga saja novel-novel thriller bermutu dan segar seperti ini banyak bermunculan dan punya tempat di hati pembaca.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Nurina mengeja kata Published @ 2014 by Ipietoon