Senin, 09 Mei 2016

[Resensi: Unveiled - Courtney Milan] Menyingkap Penyamaran Sang Lady


Judul buku: Penyamaran Sang Lady
Judul asli: Unveiled
Seri: Turner #1
Penulis: Courtney Milan
Alih bahasa: Lingliana
Desain sampul: Marcel A.W
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: Juni 2013
Tebal buku: 472 halaman
ISBN: 978-979-22-9608-2



BLURB

Ash Turner menanti bertahun-tahun untuk membalas dendam kepada pria yang menghancurkan keluarganya. Dan kini saatnya telah tiba. Ia tiba di Parford Manor, bertekad merebut gelar duke dan menguasai segalanya. Tak disangka, ia malah berjumpa dengan sosok jelita yang kelak menggoyahkan niatnya.

Sementara itu, Lady Anna Margaret Dalrymple harus mempertahankan penyamarannya sebagai perawat di Parford Manor. Sebagai mata-mata yang ditempatkan kakaknya, ia harus melaporkan semua hal yang mungkin dapat di manfaatkan untuk menjatuhkan Ash. Namun ketika mendapati Ash tak seburuk yang ia sangka, Margaret tak yakin di mana ia harus menempatkan kesetiaannya...


RESENSI

Kesempatan Ash Turner untuk membalas dendam sudah tiba. Yang menjadi prioritas Ash adalah kebahagian adik-adiknya. Apa pun akan ia lakukan asal kehidupan adik-adiknya terjamin, termasuk harus merampas gelar duke dari Duke of Parford.
Ash menyerahkan bukti tentang perkawinan pertama Duke of Parford kepada majelis pendeta, ini menyebabkan perkawinan keduanya dianggap tidak sah atas dasar bigami. Anak-anak yang dihasilkan dari perkawinan itu dinyatakan tidak sah dan tidak boleh menjadi ahli waris. Itulah sebabnya, sepupu kelima sang duke yang sejak dulu dibenci–yang adalah Ash–menjadi ahli waris.
Ash kemudian mengajak adik bungsunya, Mark Turner, untuk mendatangi Shepton Mallet, manor milik Parford, untuk mengawasi harta warisannya agar tidak dihamburkan selama menanti keputusan parlemen dan masa sekarat Duke of Parford tua.
Setiba di manor, Ash langsung jatuh hati pada seorang pelayan yang alih-alih menundukkan kepala, namun justru menatapnya dengan mata membangkang. Margareth Lowell, perawat pribadi Duke of Parford dengan segera menjadi pusat perhatian Ash. Namun Ash menyadari ada banyak kemisteriusan yang menyelimuti Margareth.
Lady Anna Margareth Dalrymple adalah putri bungsu Duke of Parford. Ia membenci Ash... pada mulanya. Margareth tak menyangka bahwa pria yang membuat statusnya menjadi anak haram dan merampas hak waris kakak sulungnya, Richard Dalrymple, adalah pria muda gagah dan penuh pesona. Selagi menyamar sebagai perawat pribadi ayahnya, Margareth punya misi khusus untuk mengamati dan menyelidiki tindak-tanduk Ash, untuk dilaporkan ke kakaknya.
Tapi Ash Turner pria yang pintar menempatkan diri. Ia bukan jenis pria bangsawan kebanyakan, Ash pria yang menganggap pelayan setara dan meributkan status anak haram hanyalah kebodohan.
Ketika Margareth jatuh makin dalam, ketika Ash mempercayakan kelemahan dan kerapuhannya dalam genggaman Margareth, hati Margareth terbelah. Loyalitasnya bercabang. Di satu sisi ia ingin tetap ada di sisi Ash dan mendukung pria itu, di sisi lain kakak-kakaknya adalah pihak yang harus ia bela. Kepada siapa Margareth menyerahkan kesetiaannya? Dan mana yang penting bagi Ash: kebahagiaan Margareth atau kebahagiaan adik-adiknya?

--------------

Beberapa saat lalu notifikasi di Ijak saya menunjukkan bahwa ada buku yang direkomendasikan seorang teman. Ternyata Mbak Desty yang memberi saya rekomendasi novel historical romance ini. Saya sempat meminjam tapi tak terbaca dan akhirnya kembali dengan sendirinya. Pinjam lagi, tak terbaca lagi. Hahah~ saya memang jenis pembaca yang lebih nyaman baca buku fisik. Tapi toh akhirnya saya baca juga novel ini dan... terkesima.

Novel ini bersetting di Somerset, cerita dimulai di bulan Agustus tahun 1837 tepat saat Ash dan Mark berkuda menuju manor Parford. Dan hampir 80% setting tempatnya adalah di dalam manor. Tapi nggak ada kejenuhan sama sekali saat emosi para tokohnya begitu kuat dan tersampaikan. Membaca novel ini, yang alurnya begitu lambat, justru membuat saya geregetan dan penasaran. Cara bertutur Courtney Milan benar-benar membuat saya terseret ke dalam kisah ini dan sulit berhenti.

Ash Turner. Ash. Teman-teman yang mengenal saya pasti tahu saya adalah fans Ash atau Acheron dalam serial Dark Hunter milik Sherrilyn Kenyon. Begitu kuatnya image Ash hingga setiap nama ini muncul, bayangan yang terbentuk dalam pikiran saya adalah Ash milik Sherrilyn Kenyon.
Tapi... damn! Ash dalam novel ini benar-benar beda dan membuat saya melupakan Ash milik SK. Ash Turner bisa jadi hero yang paling nggak menuntut sejauh yang saya baca. Ash membebaskan, tetap ada namun dalam jarak aman, memberi kuasa penuh pada Margareth untuk maju atau untuk lari. Pada akhirnya jika mereka berhubungan itu benar-benar kehendak Margareth. Ash juga punya kekurangan. Yang membuatnya merasa malu... kekurangan yang membuatnya terlihat lemah. Ini menjadikan Ash tampak manusiawi.
Margareth tipikal heroine favorit saya. Berani, berlidah tajam namun penyayang dan berdedikasi. Kelemahannya mungkin terlalu emosional, dan mudah percaya. Tapi justru dialognya yang bisa membuat saya menangis. Oh.. ya, saya menangis membaca novel ini. Ketika dengan gagah berani Margareth menghadapi Smite Turner dan menuding pria itu kejam karena mengabaikan Ash. Namun jawaban Smite benar-benar di luar dugaan saya.

Ya ini adalah novel tentang keluarga dan persaudaraan. Satu elemen yang saya sukai dalam sebuah novel. Persaudaraan yang hangat yang saling mendukung. Kakak-beradik Turner benar-benar family men. Saya jadi penasaran dengan cerita Smite. Tapi itu bisa nanti, setelah saya menyelesaikan review ini.

Sumber konflik novel ini sepertinya diriset dengan sangat baik. Tentang seluk beluk bigami, tentang perebutan gelar dan bagaimana masyarakat pada masa itu memandang status anak haram. Dari pihak Ash ada rasa dendam, bukan hanya terhadap Duke of Parford yang telah menyebabkan adik perempuan Ash meninggal, tapi juga pada kedua kakak Margareth, Richard dan Edmund, yang telah membuat kehidupan Smite dan Mark begitu sulit selama bersekolah di Eton. Juga ada rasa ingin membahagiakan adik-adiknya yang pernah terlantar di jalanan. Namun ketika ia menyadari siapa Margareth dana apa yang akan dialami gadis itu jika Ash diputuskan menjadi duke, seketika Ash merasa terbelah.
Margareth sendiri punya konflik batin yang nggak kalah besar. Ia ingin mendukung Ash namun ia tahu kesetiaan seharusnya hanya milik Richard. Jika Richard gagal jadi duke, mereka benar-benar jadi anak haram dan nggak punya tempat di kelas sosial mana pun.

Aaah... saya puas sekali membaca novel ini. Sempat kaget dengan endingnya, tapi sebenarnya saya tahu itulah yang akan dilakukan Ash. So... tunggu apa lagi? Coba deh baca Unveiled ;) 

0 komentar:

Posting Komentar

 

Nurina mengeja kata Published @ 2014 by Ipietoon