Jumat, 19 Agustus 2016

[Resensi] French Pink - Prisca Primasari

Judul buku: French Pink
Penulis: Prisca Primasari
Editor: Anin Pratajuangga
Desainer sampul & ilustrasi: Nisa Nafisa dan Riva Marino
Penata isi: Yusuf Pramono
Penerbit: Grasindo
Tahun terbit: Oktober 2014
Tebal buku: 80 halaman
ISBN: 9786022516873



BLURB

Di Distrik Jiyugaoka yang mungil, cantik, dan berwarna-warni, Hitomi tiba-tiba bertemu pria aneh yang mengungkit-ungkit tentang kematian.

Siapa sebenarnya pria itu? Dan... lho, lho, mengapa dia jadi menyuruh Hitomi mencarikan syal warna French Pink? Mana mungkin sih pria beraura gelap seperti itu menyukai warna pink? Dan untuk apa juga?

Ck. Sungguh. Pria itu benar-benar merepotkan Hitomi.

RESENSI

Hitomi sudah tak mampu lagi mengenali warna. Semua warna baginya hanya hitam. Padahal ia pemilik toko pita terkenal di distrik Jiyugaoka. Seandainya ia berani, ia ingin bunuh diri saja.
Namun begitu ia selesai mengucapkan keinginannya untuk mati, seorang laki-laki muncul dan mengusiknya. Laki-laki itu berpakaian serba hitam dan menanyakan mengapa Hitomi ingin mati. Merasa janggal terhadap pria itu, Hitomi pun buru-buru mengakhiri pertemuan mereka.
Tapi keesokannya, Hane, si laki-laki itu datang lagi dan meminta bantuan Hitomi untuk mencarikan pita berwarna English Lavender. Bukan itu saja, ia juga minta dicarikan syal berwarna French Pink dan kertas kado berwarna hitam.
Siapa sebenarnya Hane? Benarkah ia seorang shinigami? Dan apa arti ketiga permintaannya itu?

---------------------

Ini keempat kalinya saya membaca novel karya Prisca Primasari. Dan keempat kalinya pula saya merasa puas. Meski saya cukup kaget juga karena tipisnya novel ini dan sempat meragukan kepadatan ceritanya. Tapi saya salah besar karena sempat ragu dan skeptis, ternyata hanya dengan beberapa lembar saja, Prisca Primasari mampu menyajikan kisah yang padat, menghanyutkan dan memberi kesan mendalam. 

French Pink diceritakan menggunakan sudut pandang orang ketiga, dan terfokus pada Hitomi. Alurnya mengalir maju dan plotnya begitu rapi. Setting tempatnya sangat detail dan bikin saya seolah-olah ada di sana. Bahkan suasananya yang dingin pun terasa hingga ke sumsum tulang saya.
Prisca yang saya tahu selalu bisa memberi sentuhan aura dark dalam novel-novelnya. Sendu dan menyesakkan. Seolah saya ikut tertekan seperti si tokoh utama. Gaya bertuturnya yang baku juga merupakan daya tarik tersendiri. Memberi saya jeda pada kejenuhan gaya lo-gue beberapa novel lokal. Prisca selalu bisa membuat bahasa Indonesia begitu indah dan menyayat hati. Diksinya begitu kaya dan mempertajam suasana.

Sejak awal, saya digiring untuk mengambil kesimpulan yang sama dengan Hitomi. Dari perawakan, gerak-gerik, dan gaya Hane saya hampir meyakini hal yang sama dengan Hitomi. Hingga akhirnya saya dikagetkan saat siapa Hane sebenarnya akhirnya terungkap.
Dan kemudian adegan endingnya bikin saya teringat pada salah satu short story di komik serial cantik lawas. Kira-kira 14 tahun lalu. Sayang saya lupa judulnya. Saya sampai coba ubrek-ubrek catatan saya saat SMA karena saya ingat saya pernah bikin fanficnya untuk dikirim ke majalah Animonster, tapi nggak jadi. Apa yang dialami pasangan tokoh di komik itu sama seperti yang dialami Hitomi dan Hane. Hanya di komik, si cowok lah yang merana dan depresi seperti Hitomi. Saya juga ingat adegan terakhirnya di jembatan.

Tapi novel French Pink lebih terasa kaya dari pada komik tersebut. Ada kesan misterius dari sosok Hane dan permintaannya. Saya dibuat bertanya-tanya pada kelakuan dan permintaannya. Serba tak pasti.
Dan bahkan dengan novel setipis ini, Prisca mampu membuat karakter tokoh yang kuat dan bulat. Saya juga suka dengan chemistry antar tokohnya.

Lagipula novella setipis ini menyimpan banyak pengetahuan yang dibeberkan melalui profesi si tokoh utama. Beberapa ragam warna muncul di novel ini, dengan penjelasan yang manis dan romantis. Warna-warna yang memaksa saya akhirnya mengunjungi kangmas google dan malah keasyikan. Seru ternyata, dari satu novel banyak hal baru yang saya temukan.
Di novel ini terdapat hal yang saya akrabi juga yang saya temukan. Tentang shinigami. Bagi pelahap manga seperti saya tentu sudah sering membaca dan menemukan shinigami dalam berbagai versi, beberapa di antaranya seperti yang disebut dalam novel ini, shinigami versi Death Note dan Bleach.

Memang novel ini terasa manga banget bagi saya. Tapi itu justru membuat French Pink terasa akrab dan mudah untuk saya sukai. Apalagi jika rasa komik tersebut diberi sentuhan cita rasa khas Prisca Primasari yang sendu namun juga manis.
Well, saya sih suka banget sama kisah ini yang walau tipis tapi terasa padat dan pas. Menghibur sekaligus memberi harapan, semangat dan kekuatan. Saya sih sangat merekomendasikan novel imut ini, terutama bagi kalian yang suka gaya-gaya cerita yang Jepang banget. Dijamin kalian bakal jatuh cinta.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Nurina mengeja kata Published @ 2014 by Ipietoon