Minggu, 09 Oktober 2016

[Resensi] Beauty Becomes You - Skye Warren

Judul buku: Beauty Becomes You
Serial: Beauty #4
Penulis: Skye Warren
Edisi: Kindle Edition
Tahun terbit: Agustus 2013
Tebal buku: 79 halaman
ISBN: 9781940518008



BLURB

With the end of semester approaching, Erin and Blake decide to lay low. After all, they have all the time in the world after that. Except Blake’s future at the university is up in the air and trouble is brewing back in Erin’s hometown. When the couple is tested, they will have to trust each other to forge their own sexy ending.


RESENSI

Dua bulan menjelang kelulusan Erin, Blake meminta agar mereka menjaga jarak hingga tiba waktunya Erin lulus. Blake merasa betapa riskannya jika hubungan mereka terkuak dan menggagalkan rencana masa depan Erin. Meski dengan berat hati, Erin menyetujuinya.
Ketika masa penantian mereka berakhir, secara tiba-tiba ibu Erin mengalami serangan jantung. Merasa panik dan ketakutan, Erin berusaha sesegera mungkin kembali ke kota asalnya. Sayang mobilnya mogok dan Blake sama sekali tak bisa dihubungi. Blake juga tak ada di manapun. Di tengah rasa putus asanya, muncullah Doug, pria dari masa lalu Erin, menawarkan bantuan untuk mengantar Erin. Secara lugas Doug meminta maaf atas perbuatannya dan berharap bisa kembali bersama Erin.

-------------------------

"Love wasn’t a lightning strike, a sharp point with a definite beginning and an inevitable end. Love was a shelter from the storm, respite from her fears and relief from the reality of his pain."

Aah tiba juga saya akhirnya di buku keempat seri Beauty, Beauty Becomes You. Tentu saja ini rekor karena saya biasanya sulit menyelesaikan serial dengan tokoh yang sama. Saya lebih menikmati standalone series karena nggak ada keterikatan untuk harus menuntaskan keseluruhannya, dan karena saya gampang bosan kalau bertemu tokoh yang sama lagi dan lagi.
Tapi sejak membaca buku pertamanya, Beauty Touch The Beast saya telah jatuh cinta pada Blake dan Erin. Juga jatuh cinta pada gaya bertutur Skye Warren yang tadinya saya ragukan. Bagi saya yang mencintai dongeng Beauty and The Beast, serial ini benar-benar sama manis dan menyentuhnya.

Dibuka dengan adegan percintaan yang hot dan smut, Beauty Becomes You menjadi cerita pemuncak yang minim konflik. Seolah semua masalah sudah terselesaikan di buku ketiga, Broken Beauty. Karena di sini, percik konfliknya begitu mudah dihadapi dan nggak memicu masalah yang besar. Novella ini hanya berisi pencerahan dan penyadaran diri Blake dan Erin tentang arti hubungan mereka. Pikiran mendalam yang dihasilkan setelah mereka terpaksa harus berpisah untuk sementara. Kesabaran mereka dan kesetiaan mereka.
Pada akhirnya Blake pun bertemu dengan ibu Erin. Satu hal yang semestinya menurut saya bisa menjadi puncak konflik. Karena nasib yang terjadi pada ibu Erin telah disebut-sebut sejak lama. Saya kira akan ada kelanjutan sikap penolakan sang ibu setelah di buku ketiga.

Bisa dibilang buku terakhir ini hanyalah sebuah penutup yang memperlihatkan bahwa semua karakternya sudah move on. Bahwa mereka berhasil melewati luka dan kegelisahan mereka. Yang mengejutkan adalah munculnya Doug dan konklusi yang mengikuti kemunculannya. Lagi-lagi, kehadiran yang nggak menimbulkan konflik. Doug muncul hanya untuk menegaskan bahwa ia nggak sebrengsek ayahnya, bahwa ia bukan bajingan dan meminta maaf. 
Entah saya harus kecewa atau bahagia. Namun yang paling saya suka adalah cara Erin menyikapi semuanya.
Tiba-tiba mendapat kabar bahwa ibunya dirawat di rumah sakit, mendapati mobilnya rusak dan nggak bisa digunakan untuk menempuh perjalanan pulang sejauh empat jam perjalanan, kesulitan menghubungi Blake, nggak mampu menemukan Blake di manapun, sungguh ajaib ia nggak mencak-mencak pada Blake. Paling nggak saya bakal cemberut begitu bertemu keesokan harinya dan menuntut penjelasan. Tapi Erin dengan kalem menerima permintaan maaf Blake dan mempercayai Blake. Erin ini makan apa kok bisa sabar, dewasa dan bijaksana begitu? :(
Blake sendiri juga mulai bisa lebih tenang. Rasa posesifnya terasa manis tapi nggak mengekang. Berkali-kali ia menyebut Erin adalah miliknya dengan cara yang begitu manis. Ketika menemukan Erin bersama Doug dengan posisi yang bisa menimbulkan salah paham, ia tetap percaya pada Erin. Duh duh... Blake ini benar-benar mudah dicintai deh.

“Wait for me,” she whispered.
“Forever,” he murmured. “I’d wait for you forever. Though if you came back sooner, I’d make it worth your while.”

Bagi saya, novella ini tidaklah semenarik novella sebelumnya. Mungkin karena tanpa riak dan hanya berupa penegasan hubungan yang mudah diduga.
Well, meskipun ini adalah buku terakhir serial Beauty, masih akan ada satu kisah tambahan tentang Blake dan Erin. Yang membuat saya jadi penasaran, kalau pasangan ini telah begitu sempurna dalam kebahagiaan, apa yang akan dituangkan Skye Warren dalam kisah ekstranya? Hmm~ adegan ranjang tanpa henti mungkin?  :)))

0 komentar:

Posting Komentar

 

Nurina mengeja kata Published @ 2014 by Ipietoon